acara accNusa Dua (Metrobali.com)-

 

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengapresiasi terpilihnya Indonesia khususnya Bali sebagai tuan rumah bagi pertemuan para hakim konstitusi The Association of Asian of Asian Constitutional Court and Equivalent Instutution untuk membahas tentang konstitusi dan hak warga negara. Joko Widodo mengakui jika Indonesia sebagai bangsa besar dengan kemajemukannya adalah bangsa yang mencintai perdamaian dan selalu berusaha menjamin rasa aman berikut hak konstitusi warganya. “Indonesia hingga saat ini terus bekerja keras untuk memenuhi hak konstitusional warganya hingga bisa terpenuhi. Apalagi reformasi konstitusi di tahun 1999 telah menempatkan Mahkamah Konstitusi (MK) RI di posisi yang strategis,” bebernya. Menurutnya MK berkewajiban mengawal dan menjaga konstitusi serta memberikan perlindungan hak konstitusi untuk warganya. Demikian disampaikanya saat secara resmi membuka acara ini di BNDCC, Nusa Dua, Kamis (11/8)

Selain itu, dia juga menambahkan MK mempunyai kewajiban untuk menguji UU terhadap UUD di Indonesia, selain itu MK juga dimandatkan untuk menjaga konstitusi tata hukum , dan juga mewujudkan check dan balances di antara pemangku kekuasaan negara. Melalui pertemuan ini diharapkan bisa menghasilkan terobosan yang bisa memajukan demokrasi dan penegakan konstitusi yang berpihak pada rakyat. “Pada ujungnya tugas negara adalah mensejahterakan rakyatnya, memberikan rasa aman dan memberikan jaminan kebebasan demokrasi bagi seluruh masyarakat, melalui pertemuan ini saya berharap akan menghasilkan rumusan untuk mencapai tujuan tersebut,” imbuhnya yang dalam kesempatan itu turut didampingi oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung serta Kapolri Tito Karnavian. Selain itu melalui pertemuan ini para delegasi bisa turut berbagi pengalaman dan bertukar pikiran tentang upaya pemenuhan hak konstitusi bagi warga negara.

Sementara Ketua MK RI sekaligus ketua panitia Arief Hidayat melaporkan jika acara ini merupakan kali ketiga dan Indonesia menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya. Dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah juga karena saat ini MK RI terpilih sebagai Presiden AACC periode 2014-2016 yang ditetapkan pada kongres ke-2 AACC di Istambul, Turki, Mei 2014. Dalam kesempatan itu, Arief Hidayat memaparkan bahwa meskipun masing-masing negara memiliki sistem hukum dan institusi yang berbeda namun gagasan untuk menjamin hak konstitusional warga negara pada prinsipnya adalah sama. inilah yang melandasi terbentuknya pengadilan konstitusi di semua negara. pengadilan konstitusi itu bertanggung jawab untuk mengawal demokrasi melalui dukungan secara prosedural maupun substantif. dukungan prosedural tersebut terwujud dalam peran yang dimiliki oleh sebagian besar lembaga pengadilan konstitusi untuk menyelesaikan kasus-kasus perselisihan pemilihan umum. sedangkan dukungan substantif antara lain terwujud dalam kewenangan pengadilan konstitusi untuk mengontrol produk-produk hukum yang dihasilkan oleh lembaga legislatif.

Arief Hidayat menambahkan bahwa AACC yang berlangsung dari tanggal 9-13 Agustus dan dihadiri oleh delegasi dari 14 negara itu dideklarasikan pertama kali tahun 2010 di Jakarta atas inisiatif MK RI, Korea, Thailand, Malaysia, Mongolia dan Uzbekistan. Piagam pembentukan AACC tersebut kemudian disebut sebagai Deklarasi Jakarta. Tujuan pendirian AACC adalah dalam rangka mempromosikan demokrasi, penegakan hukum, dan hak asasi manusia. Dia berharap melalui kongres ini bisa menjadi landasan bagi terciptanya komitmen bersama negara-negara anggota AACC untuk memajukan dan melindungi hak-hak konstitusional warga negara, selain juga memperkuat hubungan antar negara anggota.

Dalam pembukaan kongres Internasional pagi itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebagai tuan rumah juga berkesempatan memberikan sambutan selamat datang bagi para delegasi. Dia mengungkapkan rasa bangganya karena terpilihnya Bali sekali lagi sebagai tuan rumah konferensi bertaraf Internasional. Bali telah beberapa kali berhasil menjadi tuan rumah dan posisi Bali di dunia internasional sudah semakin diperhitungkan. Melalui acara itu, Gubernur Pastika juga berkesempatan mempromosikan Bali kepada para delegasi. Menurutnya Bali yang juga dikenal sebagai pulau Dewata, Pulau Surga, Pulau Demokrasi hingga pulau cinta memiliki banyak potensi untuk dijelajahi. Untuk itu dia mengajak para peserta untuk menyempatkan diri mengunjungi objek-objek pariwisata yang terkenal dan tentu saja menghadiahi souvenir khas Bali bagi kerabat di negaranya masing-masing. AD-MB