Presiden Ingin ”Turun Panggung” dengan Baik
Jakarta (Metrobali.com)-
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan ingin “turun panggung” dengan baik dan melakukan serah terima kekuasaan dengan penuh kerukunan dan kekeluargaan.
Hal itu disampaikan oleh tokoh Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/12), seusai pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Saya merasa besar hati karena sekali lagi saya melihat dan mendengar komitmen beliau terhadap demokrasi, beliau katakan bahwa beliau ingin istilahnya turun panggung dengan baik, dan beliau ingin memberi contoh nanti pada saat transisi atau serah terima, beliau ingin transisi dan serah terimanya penuh dengan kerukunan dan kekeluargaan,” kata Prabowo.
Dalam pertemuan yang berlangsung lebih kurang 45 menit itu Presiden Yudhoyono, kata Prabowo, juga menyampaikan keinginannya untuk mewujudkan suasana yang demokratis dan adil agar semua calon presiden dapat bersaing dengan baik dan kekeluargaan.
Saat ditanya mengenai peluang untuk melakukan koalisi, Prabowo mengatakan jika Partai Gerindra ingin menjalin kerjasama dengan semua pihak.
“Bagi kami yang penting adalah kepentingan bangsa dan negara,” katanya.
Pada kesempatan itu ia juga menegaskan kembali pernyataannya jika Gerindra mengapresiasi kepemimpinan dan prestasi Presiden Yudhoyono dalam memimpin dan mengendalikan negara yang besar, multi etnis, multi agama, dengan persoalan yang tidak ringan.
“Dan saya kira kita harus mengapresiasi, di tengah gejolak dunia, Indonesia masih dikendalikan dengan baik,” katanya.
Pertemuan antara kedua tokoh itu bukanlah pertemuan pertama, Prabowo tercatat telah beberapa kali bertemu dengan Presiden Yudhoyono. AN-MB
2 Komentar
silaturahmi antar pejabat negara akan menjadi contoh kerukunan diantara mereka, bukan saling serang dan selalu merasa benar…….mudah2an pejabat kita dapat menunjukan kesantunannya dalam berpolitik…….shg tidak mengadu domba masyarakat …dengan demikian kerukunan masyarakat akan dapat dicapai
Dengan menunjukkan komitmen berdemokrasi yang santun maka usaha keras dan keberanian tidaklah cukup tanpa tujuan dan arah, untuk itulah kepemimpinan dan pembelajaran sangatlah diperlukan kepada sesama karena Geografis menjadikan kita tetangga. Sejarah telah menjadikan kita sahabat, ekonomi telah menjadikan kita partner, dan kebutuhan telah menjadikan sekutu dalam mewujudkan suasana yang demokratis dan adil.