ayu saraswati-gus teja

Denpasar (Metrobali.com)

Ratusan artis penyanyi, musisi, pencipta lagu dan insan seni Bali, yang tergabung dalam organisasi sosial kemasyarakatan, Pramusti Bali sukses menggebrak panggung terbuka Ardha Candra (arts centre) Bali, Denpasar, Sabtu (9/8) malam. Dalam konser musik kolosal bertajuk Gita Harmoni Lagu Pop Bali dari Masa ke Masa. Ajang ini tentunya serangkaian acara peragaan dan pementasan seni budaya Bali Mandara Mahalango, yang dimaknai sebagai dinamika seni budaya menuju kesejahteraan, kemajuan, dan keagungan peradaban Bali.

Hebohnya, ribuan penonton, pencinta musik Bali memadati panggung termegah di kawasan UPT Taman Budaya (arts centre) Bali, Denpasar tersebut. Bahkan, mereka terkesan sangat setia dari awal hingga akhir menikmati persembahan spesial para artis idolanya dengan lagu-lagu nostalgia masa lalu andalannya yang tentunya sangat berkesan sekaligus memiliki kenangan tersendiri di hatinya.

Secara bergantian para artis penyanyi Pramusti Bali tersebut tampil menghibur penggemar musik Bali, terutama fans fanatiknya dengan iringan musik grup band Punk Kwala dan pembawa acara, De Ama dan Anggi. Diawali penampilan artis penyanyi dari Sanggar Eka Mahardika Putra, dengan lagu Bali anak-anak seperti Ratu Anom, Goak Maling, Ambu Putih, dan Bali Mandara, yang dipandu pelawak Pekak Botak.

Badeng -3G- Rakadhanu

Selanjutnya, giliran tampil Trio Thakur dengan lagu ciptaan AA Made Cakra (alm) di era tahun 1970-an, yakni Kusir Dokar, Ketut Bimbo dengan tembang andalannya Buduh, Nonok dengan  Sing Ade Ape, dan Yan Bero dengan lagu hitsnya Tresna Luntur, serta De Pengkung dengan Negak di Bucun Desa. Sedangkan, Eka Badeng bersama 3G tampil dengan lagu Kidung Kasmaran, AA Rakadhanu dengan Bunga Sandat, dan De Alot dengan Legu Galak-galak, serta Eka Jaya dengan hits andalannya Selem-selem Manis.

Kemudian, Mang Gita dengan lagunya Kapu-kapu, Ayu Saraswati bersama Gus Teja tampil spesial dalam balutan penari latarnya dengan lagu Tekor Don Biu, Yan Se dengan Kenyem Manis, Panji Kuning dengan Mati Ngadeg, serta De Antoni dengan Depang Beli Pedidi, Mang Cucun dengan Sayang Sekayang-kayang.

Hebohnya, ketika giliran Bayu KW tampil dengan lagu andalannya Kanggoang Malu, suasana panggung terbuka Ardha Candra (arts centre) Bali, Denpasar sontak bergemuruh. Pasalnya, ribuan penggemar musik Bali mendadak riuh dan secara spontanitas bernyanyi bareng (panduan suara/koor) saat artis idolanya beraksi di atas panggung. Berikutnya, disusul penampilan Agung Wirasutha dengan Tresna Garang Kuluk, Mang Senior dengan Bagus Makeplug, dan Rai Peni dengan Bunga Nu Perawan.

lolot n band rahtut xxx

Sebagai suguhan pamungkas, Gita Harmoni Pramusti Bali 2014 ini digoyang aksi panggung para grup band mebasa Bali, di antaranya Lolot ‘N Band, yang tampil dengan tembang hitsnya seperti Tresna Memaksa, Bali Rock Alternatif, Barong Bangkung, Arta Utama, dan Ulian Punyah. Disusul aksi panggung [XXX] band dengan Druwenang Sareng, Sami Bagia, Sangut Delem, Cupak Grantang, sedangkan Bintang tampil dengan Dewa Ratu dan Metunangan Ajak Iluh. ‘

KIS

Akhirnya, giliran menutup seluruh acara tampil Nanoe Biroe dengan lagunya Gumi Tanpa Matan Ai, dan Manusa Panak Manusa, serta KIS bersama Tiari Bintang dengan lagu Sabar, Secret Lover, serta dipungkasi penampilan seluruh artis pendukung dengan Himne Pramusti Bali.

Sayangnya, konser musik kolosal Pramusti Bali ini dinodai oleh aksi tidak terpuji sejumlah fans fanatik artis Bali. Rupanya, mereka terkesan tidak bisa diatur dan belum mampu melakukan revolusi mental dalam memaknai kebersamaan berdemokrasi yang lebih bermartabat saat menikmati sajian sebuah seni pertunjukan musik di panggung terhormat seperti Ardha Candra (arts centre) Bali, Denpasar.

Celakanya, mereka terkesan masih sangat terkoptasi metal priyayi dan merasa menang sendiri seperti menyaksikan konser musik jalanan dengan gaya suka-suka atau semaunya, tanpa pernah mau memperhatikan kenyamanan dari penonton lainnya, yang sejatinya juga punya hak publik untuk dapat menikmati tontonan musik berkualitas secara damai dan santun.

Disamping itu, panitia utama dari sajian peragaan dan pementasan seni budaya Bali Mandara Mahalango terkesan kurang sigap dalam mengantisipasi keadaan tersebut. Bahkan, petugas keamanan seperti pecalang pun sepertinya absen dalam mengatasi persoalan ini. Padahal, sudah ada peraturan tersendiri yang senantiasa mengatur selama pementasan berlangsung, sehingga sajian seni pertunjukan dapat berjalan dengan baik dan lancar serta para penonton pun dapat menikmati dengan utuh secara nyaman dan aman.

Setelah ditelusuri rupanya, antara panitia penyelenggara dan pengisi acara kurang terbangun komunikasi secara konstruktif, sehingga implementasi peraturan tidak dapat terlaksana sesuai harapan bersama. Maka itulah, ke depan perlu adanya pemahaman yang lebih sinergis antara pengisi acara maupun panitia penyelenggara. Demi upaya pelestarian dan pengembangan kebudayaan bangsa yang berkarakter berlandaskan nilai adiluhung kearifan budaya lokal Bali secara bermartabat dan berkeadaban. Sebagai proses penguatan ruh dan taksu Budaya Bali yang mendunia tentunya.

Ketua Pramusti Bali, I Gusti Ngurah Murthana, yang akrab disapa Rahman, mengucapkan terimakasih atas partisipasi seluruh anggota Pramusti Bali yang telah mendukung suksesnya pelaksanaan konser musik kolosal Gita Harmoni lagu pop Bali dari masa ke masa di ajang peragaan dan pementasan seni budaya Bali Mandara Mahalango ini. Jika ada hal-hal yang kurang berkenan mohon maaf atas segala kekurangannya. “Semoga kesempatan ini mampu menjadi ajang nostalgia dalam meningkatkan rasa kebersamaan demi kebesaran Pramusti Bali dan kejayaan musik Bali di masa depan,” harapnya.

Sementara itu, Ni Wayan Sulastriani, Kasi Promosi dan Pementasan Budaya, Disbud Bali, sekaligus panitia pelaksana peragaan dan pementasan seni budaya Bali Mandara Mahalango 2014, mengatakan bahwa tujuan pagelaran kesenian pasca Pesta Kesenian Bali (PKB) ini sejatinya bukan sekadar untuk mengapresiasi semangat para seniman dalam proses kreatifnya semata secara layak, melainkan juga sekaligus sebagai media edukatif yang mendidikan dan mencerdaskan bagi khalayak publik, terutama pencinta seni budaya Bali.

Makanya, para seniman yang tampil dituntut untuk dapat menampilkan sajian terbaiknya, dan penonton pun diajak untuk dapat mengapresiasi secara bermartabat dan berkeadaban, sehingga pelaksanaan kesenian ini dapat berjalan dengan baik, nyaman dan aman. “Saya hanya berharap seluruh pihak terkait supaya dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, agar seniman dapat tampil dengan baik dan penonton pun mampu menikmati sajian seni pertunjukan dengan layak, aman dan nyaman tentunya,” tegasnya.WB-MB