Dedi Ruslan 

Tabanan (Metrobali.com) –

Forum Irigasi Dunia ke-3 dan Pertemuan Dewan Eksekutif Internasional ke-70 secara resmi dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, President International Commision on Irigation and Drainage (ICID) Felix B. Reiders, President World Water Council Loic Fauchon dan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Selasa, (3/9/2019).

Acara yang berlangsung tanggal 1-7 September tersebut dihadiri sekitar 1400 partisipan dari berbagai negara dengan berbagai latar belakang seperti para menteri, pengambil keputusan/Pemerintah, ahli bidang irigasi, kontraktor, konsultan, komunitas/ termasuk LSM dan organisasi nirlaba. Forum ini menjadi ajang untuk berbagi pengalaman, teknologi dan ide-ide pengelolaan irigasi dari berbagai negara.

“Kami memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan kegiatan yang mengupas masalah sistem pengairan untuk persawahan yang di Bali dikenal sebagai Subak,” kata Dedi Ruslan, Pemerhati dan praktisi pertanian di Subak Penatahan, Penebel Tabanan.

Subak di Bali adalah sebuah organisasi kemasyarakatan yang dengan khusus mengatur dan mengelola sistem pengairan sawah dalam bercocok tanam di Bali.

Menurutnya, Irigasi adalah sistem untuk mengairi suatu sawah dan pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi rawa. Subak memiliki manfaat yang sangat banyak baik bagi kehidupan petani, juga bagi para masyarakat sekitarnya.

“Manfaat adanya organisasi subak dapat Meningkatkan Kesejahteraan Para Petani. Melalui sistem irigasi yang berasaskan keadilan bersama, sehingga para petani akan tetap mendapatkan air meskipun dalam keadaan krisis air, bahkan kedepan Subak bisa dijadikan ekowisata berbasis lingkungan yang menjadi arah tren pariwisata dunia,” terangnya.

Seperti diketahui, Ketahanan air dan pangan juga menjadi prioritas Presiden Joko Widodo. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada periode 2015-2019, menargetkan pembangunan 1 juta hektare jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 3 juta hektare jaringan irigasi.

Capaian dalam empat tahun (2015 – 2018), Pemerintah telah membangun 860.015 Ha jaringan irigasi baru yakni tahun 2015 seluas 273.532 hektare, 2016 seluas 138.661 hektare, tahun 2017 seluas 227.743 hektare dan tahun 2018 seluas 220.079 hektare. Pada tahun 2019 ditargetkan tambahan jaringan irigasi seluas 139.410 hektare. (hd)