peternakan 1

Jakarta (Metrobali.com)-

Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) menyatakan Pemerintah ke depan perlu memprioritaskan pemberian insentif bagi peternakan rakyat sebagai upaya meningkatkan populasi ternak di dalam negeri.

Ketua PPSKI Teguh Boediyana di Jakarta, Senin (11/8), mengatakan bahwa langkah itu dinilai lebih realistis dibandingkan rencana pemerintah saat ini mengimpor sapi betina indukan.

“Berapa (kemampuan) pemerintah mengimpor indukan? Padahal, setiap hari ribuan sapi betina produktif, bunting dipotong,” katanya.

Teguh menilai pemerintah baru akan memiliki tugas berat dengan belajar dari kegagalan pemerintah saat ini.

Angka sensus sapi nasional 2013 sebanyak 12.500 juta ekor harus menjadi modal dasar pemerintah baru untuk menyusun program-programnya.

Salah satu yang perlu mendapat prioritas pemerintah ke depan, lanjutnya, adalah memberikan insentif bagi peternakan rakyat.

Menurut dia, pemerintah pusat dan Kementerian Dalam Negeri perlu melakukan pencegahan pemotongan sapi betina produktif karena populasi sapi 12.500 juta ekor sesuai dengan Sensus 2013 itu adalah aset nasional.

Pihaknya meminta Pemerintah mengambil langkah yang tepat sebab jika impor terlalu ditekan, akan terjadi pengurasan populasi sapi dalam negeri, terutama sapi betina produktif, seperti yang terjadi selama beberapa tahun terakhir.

“Jika Pemerintah membuka keran impor terlalu besar, yang tertekan adalah peternak karena harga akan jatuh,” kata dia.

Pada kesempatan itu PPSKI juga memperkirakan impor daging hingga akhir tahun ini mencapai 250.000 ton atau 45 persen dari total kebutuhan daging dalam negeri pada tahun 2014.

Teguh Boediyana mengatakan bahwa perkiraan tersebut berdasarkan asumsi terhadap konsumsi daging saat ini sebanyak 2,2 kg per kapita per tahun dari 250 juta penduduk Indonesia sehingga total mencapai 550.000 ton.

“Angka perkiraan volume impor daging tersebut jauh lebih besar ketimbang yang ditetapkan dalam roadmap swasembada daging 2014 yang hanya 10 persen,” katanya.

Data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mencatat volume impor sapi bakalan dan siap potong selama Januari–21 Juli 2014 mencapai 381.212 ekor atau setara 76.000 ton daging.

Impor daging sapi pada periode yang sama sebanyak 57.139 ton. Dengan demikian, total daging impor yang sudah masuk Indonesia mencapai 133.139 ton atau 23,16 persen dari kebutuhan daging nasional 2014 sebanyak 757.088 ton. AN-MB