Singaraja (Metrobali.com)-

Polisi berusaha mencegah bentrokan antarwarga Desa Pegayaman dan Desa Ambengan, Kabupaten Buleleng, Bali, yang dipicu oleh pertandingan sepak bola memperingati HUT ke-68 Republik Indonesia berlanjut.

“Kami mencegah bentrokan tersebut berlanjut dengan mempertemukan tokoh adat dan tokoh masyarakat dari kedua desa itu,” kata Kepala Kepolisian Sektor Sukasada Komisaris Nyoman Surita, Selasa (6/8).

Pertandingan sepak bola antara kesebelasan Desa Pegayaman melawan Desa Ambengan di Lapangan Sukasada, Senin (5/8) lalu, diwarnai kericuhan antarsuporter kedua kesebelasan. Sejumlah suporter kedua kesebalasan mengalami luka-luka.

Ketiga korban luka, yakni dua bersasal dari Desa Ambengan dan satu dari Desa Pegayaman kala itu juga dipertemukan dan diminta menandatangani surat perdamaian agar peristiwa tersebut tidak berlanjut.

Penandatanganan surat perjanjian damai itu disaksikan tokoh masyarakat Desa Pegayaman Wayan Rafi’i dan Kepala Desa Pegayaman Asghor serta Ketua Persatuan Sepak Bola Ambengan Putu Febri Ari Cointana dan Kepala Desa Ambengan Made Putrawa.

“Kami juga memediasi beberapa tokoh masyarakat kedua desa tersebut untuk membantu meredam gejolak di masyarakat,” kata Nyoman Surita.

Sementara itu, sejumlah pengurus tim sepak bola yang ikut berlaga pada kejuaraan memperebutkan piala HUT RI mengadakan pertemuan di kantor Kecamat Sukasada, Selasa siang. Semua pengurus sepakat turnamen tersebut dilanjutkan dan setiap tim wajib menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. AN-MB