PENGAMEN

Jakarta (Metrobali.com)-

Polisi sampai sekarang belum mampu menertibkan pengamen di angkutan kota yang memeras penumpang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, padahal sudah meresahkan warga.

Dari pantauan Antara, Senin (29/9), ironisnya tempat “nongkrong” pengamen pemeras itu dekat dengan kantor kepolisian setempat hingga terkesan sengaja dibiarkan oleh polisi padahal perilaku mereka sudah mengarah ke tindak kriminal.

Lokasi mangkal pengamen itu, di dekat Pasar Tambun atau lokasinya sekitar 200 meter dari kantor Polsek Tambun, serta lampu merah Cibitung atau lokasinya sekitar 500 meter dari kantor Polsek Cibitung.

Pengamen yang selalu bermoduskan kata “susah kerja” sembari mulutnya bau minuman alkohol itu, naik angkot secara bergerombol antara tiga sampai empat orang.

Kemudian mereka mencoba mengintimidasi dengan memaksa penumpang memberikan uang, bahkan kurang ajarnya mereka berani mencolek-colek kaum wanita berjilbab ketika tidak mau memberikan uang.

Sampai-sampai, ada seorang penumpang wanita yang panik melihat aksi pengamen itu, nekad turun meski kendaraan tengah berjalan perlahan-lahan.

“Polisi hanya hangat-hangat tahi ayam saat menertibkan preman. Sekarang ini pengamen angkot sudah semakin menjadi-jadi,” kata salah seorang warga Cibitung yang sering terganggu kehadiran pengamen pemeras itu, Hani Handayani.

Mungkin, tambahnya, polisi mau menertibkan pengamen pemeras itu kalau sudah ada jatuh korban. “Seperti penumpang yang menolak memberikan uang kemudian dianiaya pengamen,” katanya kesal.

Hal senada dikatakan, penumpang angkot Cikarang-Terminal Bekasi, Ayi, mengaku pengamen pemeras itu semakin leluasa menjalankan operasinya.

“Yang paling banyak di jalur Tambun, jalur bus dari lampu merah Cibitung sampai tol,” katanya.

Ia mengaku pernah melihat ada wanita yang tengah menelepon menggunakan telepon selulernya didatangi para pengamen itu.

“Saat wanita itu enggan memberi uang, oleh pengamen itu diintimidasi menggunakan kata-kata kasar dan jorok,” katanya.

Ia mengharapkan aparat keamanan tidak membiarkan perilaku pengamen pemeras itu. “Polisi harus mengambil tindakan,” tegasnya. AN-MB