Ni Kayan Dentri dan tanaman kakao yang merangas

Ni Kayan Dentri dan tanaman kakao yang merangas.
Jembrana (Metrobali.com)-
Hektaran tanaman kakao di Subak Abian Gunung Sekar di Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, merangas.
Akibatnya sejumlah petani kakao menjerit karena produksi kakao menurun.
Penyakit yang belum ada obatnya ini oleh petani setempat disebut “Geseng”. Pasalnya selain menyerang buah dan daun juga mengakibatkan tanaman kakao menjadi mati lantaran hangus (Geseng).
Ni Kayan Dentri (51), petani kakao dari Desa Mendoyo Dauh Tukad mengatakan penyakit Geseng terjadi sejak awal tahun ini.
Sejak diserang penyakit Geseng, ia yang mengaku memiliki tanaman kakao dilahan seluas 50 are ini kini hanya mampu memanen sebanyak 5 Kg kakao setiap harinya.
“Biasanya sehari bisa panen 10 Kg sampai 20 Kg. Sekarang paling banyak cuma 5 Kg kakao basah” ujar Dentri, Minggu (3/9).
Menurutnya selain tanaman kakao yang sudah berbuah, penyakit Geseng juga menyerang tanaman kakao yang baru belajar berbuah.
Buah kakao yang terkena serangan penyakit Geseng menurutnya akan berwarna hitam.
“Yang diserang awalnya pucuk daun. Setelah layu terus batangnya, lama-lama pohonnya hangus seperti terbakar” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Men Dernen. Dalam mengatasi penyakit tersebut menurutnya pihaknya telah melakukan pemangkasan, pengasapan dan penyemprotan namun tidak berhasil.
“Bulan Juli semestinya sudah panen, karena penyakitan hasilnya jadi menurun” ujarnya, yang mengaku memiliki tanaman kakao di lahan seluas 70 are.
Selanjutnya pihaknya berharap petugas dari Dinas Pertanian segera turun kelokasi. Pasalnya untuk pendapatan sehari-hari masyarakat setempat hanya mengandalkan dari buah kakao. MT-MB