Pohon Kelapa  Bercabang Banyak

Kuta (Metrobali.com)-

Anda tahu pohon kelapa? Ya, pohon kelapa hanya memiliki satu batang yang menjulang tinggi. Di ujung pohon, buah kelapa biasa tumbuh di bawah rerimbunan daun.

Namun pohon kelapa ini tak biasa. Pohon kelapa yang tumbuh di areal Hotel Patrajasa Tuban, Kuta ini memiliki puluhan cabang batang. Pohon ini pun akhirnya disakralkan.

Publik Relation Hotel Patrajasa, Samina menuturkan, saking banyaknya cabang, batang pohon kelapa ini sampai harus ditopang oleh penyangga dari besi. Ia mengaku sudah sejak lama pohon itu bercabang. “Sudah lama sekali pohon itu bercabang,” kata Samina, Rabu 1 April 2015.

Uniknya, konon sulit menghitung secara tepat berapa jumlah batang pohon kelapa tersebut. Mitos yang berkembang, jika kita berhasil menghitung sampai tiga kali dengan jumlah hasil batang pohon yang sama, maka keinginan kita akan terkabul.

“Jumlahnya bisa berubah-ubah. Dihitungan pertama jumlah batang pohon bisa di atas 20 batang, misal 23 batang. Namun di hitungan kedua jumlahnya akan berbeda, misal 20 batang atau 18 batang,” jelas Samina.

Menurut seorang karyawan bernama Agus, pohon kelapa ini sudah lama sekali berdiri. Tepatnya sebelum hotel-hotel menjamur seperti saat ini. “Hotel Patrajasa dulu bernama Pertamina Cotages. Hotel satu-satunya di dekat bandara. Dan, pohon kelapa itu sudah ada,” paparnya.

Awalnya, ia menjelaskan, pohon kelapa ini dianggap biasa. Saat pohon bercabang dua, oleh anak-anak nelayan setempat pohon ini sering dinaiki dan dijadikan tempat bermain. Namun pohon kelapa ini menunjukkan keangkerannya setelah cabang pohon kelapa kembali bercabang. Hampir setiap hari ada saja karyawan yang kesurupan.

“Dulu ada tamu hotel turis asing kesurupan dan menggunakan bahasa Bali. Akhirnya baru kita semua percaya dan pohon kelapa itu disakralkan,” kenang Agus.

Dalam permintaannya, ruh yang merasuki turis asing itu meminta agar pohon kelapa bercabang tidak dipakai mainan. Ia juga meminta agar dibangun sebuah tugu di bawah pohon tersebut. Menurutnya, pohon kelapa ini dihuni oleh ratusan kera dan dayang-dayang pantai. Karenanya, ada banyak cabang dalam batang pohon kelapa.

“Itu terjadi sekitar tahun 1983. Percaya atau tidak, sejak itu pohon kelapa ini terus bercabang dan bercabang hingga sekarang kita sakralkan,” jelas Agus. JAK-MB