q6
Dalam PB3AS kali ini, masyarakat yang sedang berolahraga di seputar lapangan juga dihibur oleh penampilan paduan suara dan pantomim dari siswa-siswi SMK TI Global Bali/MB

Denpasar, (MetroBali.com) –

Dewasa ini penggunaan sampah plastik oleh masyarakat cenderung meningkat, namun pengolahan limbahnya merupakan pekerjaan yang belum mampu tertangani dengan maksimal karena plastik berasal dari senyawa yang tidak mudah diurai oleh alam. Hal ini tidak saja menjadi permasalahan bagi Bali maupun Indonesia namun negara-negara di dunia secara umum. Untuk itu Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPERA) RI melakukan uji coba pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan aspal jalan yang sudah melalui uji coba laboratorium. Saat ini Kemetrian PUPERA serta Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang telah melakukan Uji Coba di seputaran jalan Kampus Udayana. Demikian disampaikan Kepala Seksi Preservasi Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum  dan Penataan Ruang Provinsi Bali I Wayan Windiawan dalam orasinya di Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja di Lapangan Puputan Margarana, Renon, Denpasar pada Minggu (6/08). 

Lebih lanjut, Wayan Windiawan mengungkapkan bahwa untuk melakukan pembangunan jalan 1km dengan lebar 7m maka akan membutuhkan partikel plastik sekitar 2,5- 5 ton. Setelah dilakukan uji coba 6 kriteria yang harus dipenuhi untuk kelayakan aspal tersebut seperi stabilitas dan 5 kriteria lain sudah terpenuhi. Namun Kementrian PUPERA dan Dinas PU dan Pentaan Ruang Provinsi Bali secara aktif masih melakukan koordinasi terkait penyempurnaan aspal tersebut. Ia beharap, dengan pemanfaatan limbah plastik ini kedepan akan mampu menjawab permasalahan sampah plastik yang ada di Bali. Disamping itu, ia juga berharap dengan aplikasi campuran limbah sampah ini dapat menghasilkan jalan yang baik, kokoh dan tahan lama. 

Dalam PB3AS kali ini juga dimeriahkan oleh Orasi dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Bali I Ketut Lihadnya terkait dana bantuan keuangan khusus yang telah dikucurkan oleh Pemerintah guna membangun dan menjaga kelestarian adat dan budaya di Bali. Dalam orasinya menjelaskan, bahwa tahun ini dana BKK yang turunkan untuk Desa Pakraman sebesar Rp. 200.000.000, dipergunakan antara lain untuk  operasional  maksimal 10% atau  sebesar Rp. 20.000.000 dengan rincian; untuk Desa Pakraman sebesar Rp. 19.000.000 dan untuk Pemerintah Desa sebesar Rp. 1.000.000. 

Selain itu, dana BKK juga dipergunakan untuk Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM maksimal  5% atau sebesar Rp. 10.000.000  meliputi; Pesraman Desa, Pembinaan Serati Banten dan Pembinaan Pesantian. Sedangkan alokasi anggaran untuk parahyangan  dan palemahan disesuaikan dengan skala prioritas dan kebutuhan desa pakraman setempat. Lebih Lanjut, Lihadnyana menjelaskan bahwa dana BKK untuk Subak Basah dan Subak Abian Sebesar Rp. 50.000.000 digunakan Antara Lain; Untuk  operasional  maksimal 10% atau sebesar Rp. 5.000.000 dan Untuk  Pemerintah Desa sebesar Rp. 1.000.000. Sedangkan Untuk parahyangan dan palemahan disesuaikan dengan skala prioritas dan kebutuhan subak setempat. Ia berharap dalam waktu yang sesingkatnya, para Kepala Desa dapat segera menyetorkan RAB kepada Pemerintah Provinsi sehingga dana BKK dapat segera dicairkan. Dan saat ini telah ada para kepala Desa yang sudah mencairkan dana BKK tersebut. Untuk itu Ia berharap masyarakat turut mengawasi penggunaan dana BKK ini mengingat dana ini juga berasal dari masyarakat. Terakhir, Ia juga menekankan agar Desa Pakraman dan Subak dalam melaksanakan Pembangunan/Fisik pada obyek yang sama, yang telah dianggarkan dalam APBD Kabupaten/Kota dan/atau APBDesa tidak diperkenankan memanfaatkan biaya dari BKK APBD Provinsi Bali.

Disamping itu, Orasi Pb3as juga datang dari Prof Dr.Sukardika yang menggemakan pola hidup sehat. Menurutnya untuk menjadi negara maju maka harus dimulai dari masyarakatnya sendiri, yang harus mampu hidup sehat dan memiliki jiwa serta mental yang kuat. Untuk itu ia berharap masyarakat agar mulai hidup sehat dan menjauhi hal-hal yang negatif dengan cara menjaga pola makan, berfikir, berkata dan berperilaku yang positif  serta berbagai hal positif lainnya. Selanjutnya  orasi hidup sehat juga datang dari perwakilan siswa SMK TI Global Bali Pande Eka, yang berorasi penggunaan internet sehat. Menurutnya di era globalisasi penggunaan internet pada masyarakat tidak bisa dibendung lagi, pertukaran informasi melalui media internet sangat cepat dan mudah diakses. Namun penggunaan internet selain memiliki dampak positif juga  dapat memunculkan dampak negatif, hal itu tergantung dari masing-masing individunya. Untuk itu, ia menghimbau kepada para generasi muda untuk lebih pintar menggunakan internet sehinga tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Selain itu ia juga berharap agar orang tua tidak hanya melakukan pengawasan terhadap anak secara langsung melainkan juga mengawasi anak-anaknya melalui media sosial yang dimiliki anak. Sehingga pwngawasan anak dapat diawasi secara maksimal. 

Dalam PB3AS kali ini, masyarakat yang sedang berolahraga di seputar lapangan juga dihibur oleh penampilan paduan suara dan pantomim dari siswa-siswi SMK TI Global Bali. AD-MB