Suryadi Mardjoeki

Jakarta (Metrobali.com)-

PT PLN (Persero) menargetkan pengurangan pemakaian bahan bakar minyak pembangkit listrik hingga tersisa satu juta kiloliter pada 2017.

Kepala Divisi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas PLN Suryadi Mardjoeki di Jakarta, Senin (11/8), mengatakan program pengurangan konsumsi BBM terus berjalan.

“Kami targetkan tinggal satu juta kiloliter pada 2017,” katanya.

Menurut dia, pemakaian BBM akan dialihkan ke batubara dan gas.

Suryadi mengatakan, sampai semester pertama 2014, konsumsi BBM sudah mencapai 3,7 juta kiloliter atau 58 persen dari target sampai akhir tahun sebesar 6,4 juta kiloliter.

“Kami optimis mencapai 6,4 juta kiloliter,” katanya.

Sementara, pemakaian gas enam bulan pertama 2014 mencapai 221 TBTU dengan target sampai akhir tahun 450 TBTU atau lebih tinggi dari rencana 431 TBTU.

Pada 2013, pemakaian BBM pembangkit tercatat 7,4 juta kiloliter dan gas 410 TBTU.

Konsumsi BBM dalam bauran energi pembangkit listrik masih 12,5 persen pada 2013 dan ditargetkan turun menjadi 9,5 persen pada 2014.

Pada 2015, menurut Suryadi, pasokan gas ke PLN akan bertambah lagi menjadi sekitar 470 TBTU setelah beroperasinya fasilitas terminal gas alam cair di Arun, Aceh.

Sementara, konsumsi BBM di Bali yang saat ini masih sekitar satu juta kiloliter per tahun akan berkurang melalui pembangunan terminal LNG skala kecil dengan kapasitas 40 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2015.

“Demikian pula, wilayah lain seperti Nusa Tenggara dan Indonesia timur lainnya akan dikonversi dengan gas,” katanya.

Ia menambahkan, konsumsi satu juta kiloliter merupakan batas minimal pengurangan BBM, karena masih diperlukan untuk menghidupkan pertama kalinya pembangkit berbahan bakar batubara.

“Satu juta kiloliter itu sudah maksimal,” katanya.  AN-MB