Redika

Denpasar (Metrobali.com)-

PT PLN Distribusi Bali menyiagakan sepuluh regu petugas untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan selama pelaksanaan Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1936 yang jatuh pada Senin, 31 Maret 2014.

“Masing-masing regu didukung tiga hingga empat personel, dengan tugas memantau delapan pabupaten dan satu kota di provinsi ini,” kata Kepala Humas PT PLN Distribusi Bali, Wayan Redika, di Denpasar, Sabtu (29/3).

Ia mengatakan, petugas PLN itu siaga di masing-masing area pelayanan kabupaten/kota sehingga diharapkan dapat cepat bergerak jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan kelistrikan.

“Petugas sudah ada di posnya sebelum umat Hindu melaksanakan tapa brata penyepian pukul 06.00 Wita hingga pukul 06.00 keesokan harinya,” ujar Wayan Redika.

Ia mengharapkan kesadaran dan pengertian masyarakat luas memberikan kesempatan jika petugas PLN bergerak karena ada kondisi darurat yang harus ditangani.

“Jika semuanya aman dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan berkaitan dengan kelistrikan, petugas PLN juga melaksanakan tapa brata penyepian di pos tempat kerjanya masing-masing,” ujar Redika.

Pelaksanaan Hari Suci Nyepi pada Senin (31/3) dimulai pukul 06.00 Wita hingga pukul 06.00 keesokan harinya, Selasa, 1 April 2014.

Umat Hindu pada Hari Nyepi itu melaksanakan Tapa Brata Penyepian yakni menjalankan empat pantangan yang wajib dipatuhi meliputi amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak melakukan aktivitas), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu maupun mengadakan hiburan/bersenang-senang).

Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng dalam kesempatan terpisah mengingatkan, instansi pemerintah dan swasta yang mengemban tugas pelayanan publik yang sangat darurat pada saat Nyepi agar menyiagakan petugas sejak sehari sebelumnya.

Hal itu dimaksudkan agar tidak mengalami kesulitan dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja, karena pada hari suci itu tidak ada dispensasi atau keistimewaan bagi kendaraan untuk bisa lalu lalang.

untuk itu, pihak pemadam kebakaran, rumah sakit, PLN, dan karyawan hotel sudah harus menyiapkan petugas di tempat kerja sejak sehari sebelumnya hingga seusai Nyepi.

Pemerintah Provinsi Bali, kabupaten (Pemkab) dan kota (Pemkot) di Pulau Dewata tidak akan mengeluarkan dispensasi atau keistimewaan bagi kendaraan bermotor untuk bisa lalu lalang pada Hari Suci Nyepi .

Meskipun demikian, dispensasi masih bisa dikeluarkan oleh bendesa adat (ketua desa pekraman) untuk warganya yang mendesak, karena sakit atau melahirkan ke rumah sakit.

Berkurang 50 persen Redika menjelaskan, penggunaan listrik di Bali selama ini hanya 30 persen bagi konsumsi rumah tangga dan 70 persen untuk kalangan industri pariwisata, perusahaan dan Bandara Ngurah Rai.

Kondisi konsumsi listrik pada Hari Suci Nyepi kali ini diprediksi berkurang hingga 50 persen dari rata-rata 690 megawatt per hari menjadi 350 megawatt dalam 24 jam tersebut.

Untuk itu ada beberapa pembangkit yang tidak beroperasi sehingga PLN bisa menghemat konsumsi bahan bakar jenis solar sebanyak satu juta liter atau setara dengan Rp12 miliar.

Pemadaman beberapa pembangkit itu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Di Bali terdapat beberapa pembangkit utama di antaranya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Pesanggaran Denpasar yang memiliki kapasitas 280 mega watt, PLTG Gilimanuk sebesar 130 mega watt, PLTGU Pemaron sebesar 210 mega wat dan kabel bawah laut Jawa-Bali sebesar 2×100 mega watt. AN-MB