Foto: Pengamat kebijakan publik dan advokat senior yang dijuluki Panglima Hukum Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P.

Denpasar (Metrobali.com)-

Pemilihan Walikota (Pilwali) Denpasar memang masih tampak adem ayem. Belum banyak nama tokoh mumpuni yang muncul untuk ikut dalam kontestasi pesta demokrasi dan suksesi kepemimpinan di Ibukota Provinsi Bali ini.

Namun satu hal yang jadi harapan terbesar publik adalah muncul sosok pemimpin Denpasar yang bersih dan kreatif seperti figur Walikota Denpasar dua periode Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.

“Denpasar butuh figur pemimpin yang bersih seperti Pak Rai Mantra. Jadi calon Walikota Denpasar haruslah sosok yang bersih, track recordnya bagus,” kata pengamat kebijakan publik Togar Situmorang, S.H., M.H., M.A.P., di Denpasar, Kamis (23/1/2020).

Menurut Togar Situmorang, Rai Mantra selain merupakan sosok pemimpin yang bersih juga pemimpin yang kreatif dan mampu membawa Denpasar sebagai Kota Kreatif, Kota Inovatif hingga Smart City atau Kota Cerdas.

Hal dibuktikan dengan banyaknya penghargaan diraih Pemerinta Kota (Pemkot) Denpasar di bidang tersebut. Misalnya jelang penghujung tahun 2019, Pemkot Denpasar kembali meraih penghargaan tingkat nasional, dan meraih peringkat pertama di bidang inovasi untuk kategori pemerintah kota se-Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri dalam ajang Innovative Goverment Award 2019.

Penghargaan ini semakin menegaskan Denpasar sebagai kota inovatif dan menyandang gelar sebagai kota terinovatif di Indonesia. Bahkan untuk semakin meneguhkan diri sebagai Kota Kreatif Denpasar kini punya gedung dan fasilitas untuk mewadahi kreativitas para pelaku ekonomi kreatif dan masyarakat umum yakni dengan hadirnya  Gedung Dharma Negara Alaya di kawasan Lumintang, Denpasar.

Dharma Negara Alaya ini dengan beragam fasilitas yang tersedia yang dikelola dengan konsep kolaborasi ini diharapkan mampu memberikan dukungan serta memberikan ruang bagi kreator Kota Denpasar. Sehingga dengan demikian mampu mendukung tumbuh kembangnya ekonomi kreatif yang bermuara pada peningkatan startup di Kota Denpasar.

Tidak hanya itu, Kota Denpasar juga sukses meraih penghargaan Kategori Best City Smart Economy serangkaian Exhibition, Evaluation & Presidential Lecture Gerakan Menuju 100 Smart City 2019.

“Denpasar ini kan Kota Kreatif, Smart City jadi butuh pemimpin yang kreatif pula agar semakin mengembangkan ekonomi kreatif,” kata Togar Situmorang, advokat yang terdaftar di dalam penghargaan Indonesia Most Leading Award 2019 dan terpilih sebagai The Most Leading Lawyer In Satisfactory Performance Of The Year ini.

Menurut advokat yang dijuluki Panglima Hukum ini, sebelumnya Rai Mantra, Walikota sebelumnya yakni AA Ngurah Puspayoga juga merupakan sosok pemimpin yang bersih. Hal ini terbukti dengan Puspayoga tidak pernah tersandung kasus korupsi atau terlibat masalah hukum lain baik saat menjabat Walikota Denpasar maupun Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013.

Perjalanan karir dan pengabdian Puspayoga sebagai Menteri Koperasi dan UMKM di era kepemimpinan Presiden Jokowi periode 2014-2019 juga berjalan mulus, tanpa cacat dan cela.

“Jadi dua Walikota Denpasar sebelumnya Pak Rai Mantra dan Pak Puspayoga adalah pemimpin yang bersih. Dan ke depan Denpasar butuh sosok pemimpin bersih seperti Pak Rai Mantra dan Pak Puspayoga,” tegas Togar Situmorang yang juga Dewan Pakar Forum Bela Negara Provinsi Bali ini.

Tiga O dan Moralitas Harus Bagus, No Poligami

Advokat murah senyum dan bersahaja ini menambahkan selain tiga O yakni Otak, Otot dan Ongkos, calon pemimpin Denpasar juga harus punya moralitas yang bagus. Bahkan moralitas inilah yang terpenting. Misalnya takut dengan Tuhan maka tidak akan korupsi.

“Kalau pemimpin tidak bermoral, punya 3O pun seorang pemimpin tidak ada artinya. Cepat atau lambat pasti menimbulkan masalah baru. Jadi kuncinya adalah di moralitas dan takut dengan Tuhan” tegas advokat yang terdaftar di dalam penghargaan 100 Advokat Hebat versi majalah Property&Bank dan terdaftar di dalam penghargaan Indonesia 50 Best Lawyer Award 2019 ini.

Togar Situmorang  pun mencontohkan seseorang bakal calon pemimpin atau bakal calon kepala daerah yang berpoligami (mempunyai istri lebih dari satu) walaupun punya tiga O sebagai salah satu syarat utama, sebenarnya tidak layak menjadi calon pemimpin.

“Istri saja bisa diselingkuhi kemudian berpoligami apalagi rakyatnya yang memilih, kan bisa dibohongi terus. Kan kasihan rakyatnya,” kata Dewan Pelindung Perkumpulan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (Hipakad) Kota Denpasar ini.

“Kita harapkan pengganti Rai Mantra selain punya 3O tapi juga bermoral, tidak suka selingkuh, tidak main perempuan, dan tidak poligami,” sambung Togar Situmorang, advokat yang lebih memilih berbagi dengan anak yatim piatu dalam menyambut Natal dan Tahun Baru 2020 daripada pamer berlian, mobil dan mewah maupun cewek seksi.

Ketua POSSI (Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia) Kota Denpasar ini menambahkan Denpasar merupakan pusat pemerintahan di Bali, ada kantor duta besar, ada objek vital. Denpasar juga jadi salah satu objek wisata terkemuka di Bali hingga didatangi orang dari berbagai suku dan bangsa.

“Bisa dikatakan Denpasar kota Metropolitan, kota besar. Jadi butuh pemimpin yang ingin ngayah, taat hukum, bukan yang gunakan kesempatan dalam kesempitan. Bukan pula pemimpin yang gunakan kendaraan politik  hanya mau berkuasa,” ujar Togar Situmorang yang juga Ketua Hukum dari RS dr. Moedjito Dwidjosiswojo Jombang Jawa Timur ini.

“Kalau tidak ketemu pemimpin yang baik dan bersih seperti Pak Rai Mantra, kenapa kita tidak mendukung Pak Jaya Negara yang sudah berhasil dampingi Pak Rai Mantra sebagai Wakil Walikota Denpasar dua periode,”  tutup Panglima Hukum Togar Situmorang yang merupakan Founder dan CEO Law Firm Togar Situmorang dan Associates yang beralamat di Jl. Tukad Citarum No. 5A Renon Denpasar Bali (pusat) & Jl. Gatot Subroto Timur No. 22 Kesiman Denpasar Bali (cabang) ini. (phm)