Foto: Ketua DPW PSI Provinsi Bali I Nengah Yasa Adi Susanto.

Denpasar (Metrobali.com)-

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali menegaskan siap mendukung bakal calon kepala daerah terbaik dalam Pilkada Serentak 2020 di enam kabupaten/kota di Bali.

Namun ada salah satu syarat mutlak yang tidak bisa ditawar-tawar dalam dukungan PSI ini. Yakni PSI tidak akan mendukung bakal calon kepala daerah yang ternyata berpoligami (mempunyai istri lebih dari satu).

“PSI akan mendukung bakal calon kepala daerah yang punya  track record bagus, dan tentunya tidak berpoligami,” tegas Ketua DPW PSI Provinsi Bali I Nengah Yasa Adi Susanto, di Denpasar, Rabu (15/1/2019).

Dengan demikian PSI hanya akan mendukung bakal calon kepala daerah yang tidak melakukan poligami. Syarat dukungan ini berlaku bagi PSI di seluruh Indonesia dan di seluruh daerah yang menggelar Pilkada Serentak pada tahun 2020.

“Walaupun calonnya kuat dan berpotensi menang, PSI tidak akan mendukung kalau yang bersangkutan melakukan poligami,” tegas Adi Susanto.

Politisi PSI asal Desa Bugbug, Karangasem ini menegaskan PSI tentu akan tetap konsisten pada perjuangan partai besutan Grace Natalie ini. Yakni salah satunya sebagai partai yang ramah perempuan dan menolak poligami.

“Kita tentu akan konsisten sesuai komitmen dari awal. Kita tolak poligami, kita partai yang ramah perempuan. Orang tidak nyaman dipimpin oleh pemimpin yang poligami,” terang Adi Susanto yang juga sempat menjadi caleg DPR RI dapil Bali dari PSI pada Pileg 2019.

Syarat tidak berpoligami tersebut juga diterapkan PSI Kota Denpasar dalam melakukan konvensi penjaringan Bakal Calon Walikota Denpasar untuk Pilkada Denpasar 2020.

Ada beberapa tokoh yang mendaftar di konvensi ini. Namun juga ada tokoh yang sudah sempat mengambil formulir pendaftaran konvensi namun hingga batas akhir pengembalian formulir yang bersangkutan tidak mengembalikan formulir.

Salah satu tokoh tersebut adalah tokoh asal Puri Tegal Denpasar, Pemecutan Dr. Anak Agung Ngurah Manik Danendra, S.H., M.H., M.Kn.,yang akbar disapa AMD.

Sebelumnya AMD juga digadang-gadang bakal maju sebagai Bakal Calon Walikota Denpasar lewat Partai Golkar namun tampaknya hal itu tidak akan terwujud. Malahan belakang AMD memberi sinyal kuat bakal maju sebagai calon independen atau perseorangan untuk Pilkada Denpasar.

“Saat konvensi PSI Denpasar sempat ada komunikasi dengan AMD yang sebelumnya juga merapat ke Golkar. AMD sempat ambil formulir tapi sampai batas akhir, formulir tidak dikembalikan,” terang Adi Susanto.

“Salah satu syarat konvensi adalah bakal calon kepala daerah tidak terlibat poligami. Kami tidak tahu apakah AMD berpoligami atau tidak, atau mungkin karena syarat lain. Yang jelas sampai penutupan konvensi, tidak ada kabar dari AMD,” papar Adi Susanto.

Bagi PSI Pilkada Denpasar merupakan yang paling seksi dan secara peta kekuatan politik paling memungkinkan bagi PSI untuk mengambil peran lebih. Sebab hanya di Denpasar PSI mempunyai kursi legislatif hasil Pileg 2019 dengan menempatkan dua kader terbaiknya di DPRD Kota Denpasar.

PSI juga mempunyai satu kursi DPRD Bali dari dapil Denpasar. Hal ini menunjukkan kekuatan PSI di Denpasar tidak bisa dipandang remeh dan bisa menjadi kekuatan politik yang patut kita diperhitungkan di Pilkada Denpasar.

“Pilkada Denpasar ini paling seksi selain daerahnya heterogen dan banyak pendatang, kita kebetulan punya dua kursi DPRD Kota Denpasar dan satu kursi di DPRD Bali dapil Denpasar,” ungkap Adi Susanto.

Namun terkait dukungan di Pilkada Denpasar, DPW PSI Bali dan  DPD PSI Denpasar  sejauh ini masih menunggu arahan dari DPP PDI. Sejauh ini juga belum ada komunikasi intensif dengan partai politik lain.

“Baru sebatas ngobrol-ngobrol biasa, belum ada saling ajak dan saling rayu. PDIP dan Golkar juga belum komunikasi karena sedang melakukan proses internal sedangkan kita di PSI sudah tutup proses konvensi,” pungkas Adi Susanto. (wid)