Foto: Tokoh masyarakat Karangasem Nyoman Purwa Ngurah Arsana yang juga caleg terpilih untuk DPRD Bali dapil Karangasem dari PDI Perjuangan (tengah) saat bersama Bupati Karangasem IGA Mas Sumatri.

Karangasem (Metrobali.com)-

Pilkada Karangasem tahun 2020 tampaknya akan menjadi pesta demokrasi yang menyedot perhatian di Bali. Label Pilkada “super mahal” dinilai akan tersemat pada pesta demokrasi lima tahunan untuk memilih pemimpin di “Bumi Lahar” ini.

“Pilkada Karangasem bisa saja jadi Pilkada paling mahal se-Indonesia,” kata tokoh masyarakat Karangasem Nyoman Purwa Ngurah Arsana yang juga caleg terpilih untuk DPRD Bali dapil Karangasem dari PDI Perjuangan pada Pileg 2019, Selasa (2/7/2019).

Isu yang beredar pada Pilkada Karangasem tahun 2015 lalu, dalam pemilihan Bupati dan Wakil Karangasem ini biaya politik kandidat bisa mencapai puluhan miliar rupiah hingga mendekati 100 miliar rupiah. Tentu yang terpilih saat itu yakni IGA Mas Sumatri dan I Wayan Artha Dipha (Masdipa) dinilai yang paling jor-joran.

“Jadi sejak tahun 2015 Pilkada Karangasem mulai mahal. Tahun 2020 bisa lebih mahal lagi,” kata Purwa Arsana, kader PDI P yang dikenal totalitas dalam memperjuangkan kepentingan daerahnya ini.

Untuk itulah Purwa Arsana memprediksi Pilkada Karangasem akan menjadi salah satu Pilkada yang berbiaya politik tinggi (high cost). Apalagi jika petahana kembali mencalonkan diri dan kemudian mendapatkan penantang atau lawan tanding yang sepadan khususnya juga dari sisi finansial maupun kapabilitas dan kapasitas untuk menjadi Bupati Karangasem yang baru.

“Kalau Bukan Mas dapat musuh sepadan perputaran uang bisa mencapai Rp 100 miliar bahkan hingga Rp 150 miliar,” katanya memprediksi.

Untuk itulah Purwa Arsana yang lolos ke DPRD Bali periode 2019-2024 dengan mengantongi 14.054 suara pada Pileg 2019 ini mengingatkan calon penantang petahana harus punya finansial kuat selain memang niat mulia membangun dan memajukan Karangasem.

“Jadi Buk Mas jangan dianggap lemah. Dimana-mana orang bilang petahana pasti kuat dari sisi apapun. Jadi harus perhitungkan kekuatan lawan,” kata mantan Wakil Ketua DPRD Bali periode 2004-2009 dari PKPB ini.

“Calon yang tidak punya finansial kuat jangan coba bermimpi lawan Buk Mas. Kalau lawan Buk Mas harus lebih ‘emas’ dari Buk Mas, harus seperti berlian dan brilian,” tegas Purwa Arsana.

Harus Mampu Bawa Karangasem Keluar dari Kemiskinan

Sebelumnya Purwa Arsana juga mengungkapkan ada sejumlah kriteria yang perlu dimiliki calon pemimpin Karangasem ke depan agar mampu membawa daerah ini lebih maju. “Pertama, calon pemimpin Karangasem harus berkarakter kuat,” katanya.

Calon pemimpin yang kuat ini diharapkan mampu membangun Karangasem keluar dari zona kemiskinan. Dia harus mampu membangun Karangasem agar maju, melepaskan label sebagai daerah miskin.

“Kami jengah Karangasem terus-terusan dilabeli dan digaungkan daerah miskin,” tegas pria berdarah “biru” dari Jero Kanginan, Desa Adat Bugbug itu.

Jadi membangun Karangasem dan melepaskan stigma sebagai daerah kantong kemiskinan ini harus di tangan pemimpin yang kuat, punya pengaruh dan hubungan atau jaringan keluar daerah yang tinggi serta mampu menarik investor.

“Jadi tidak cukup hanya kemampuan intelektual, harus ada pemimpin yang berani dan kuat dalam segala hal. Sebab Karangasem ini karakter daerahnya panas, keras. Jadi pemimpinnya juga harus keras, dalam artian gigih, berani, punya kemampuan kuat,” ujar Purwa Arsana.

Kedua, calon pemimpin Karangasem ke depan harus mampu membangkitkan potensi Karangasem khususnya di sektor pariwisata. Sebab daerah di bawah kaki Gunung Agung ini dianggap punya potensi yang luar biasa, bahkan melebihi beberapa daerah lainnya di Bali.

“Karangasem punya potensi luar biasa dibandingkan kabupaten lain di Bali dengan alamnya. Banyak potensi alam yang masih tersembunyi belum dieksplorasi khususnya untuk pengembangan pariwisata,” ungkapnya.

Ia mencontohkan daya tarik keindahan alam di Bukit Asah, Desa Bugbug, Karangasem. Terletak di balik Pantai Prasi, obyek wisata baru di Bali ini menyajikan keindahan pemandangan tebing dan hamparan laut biru serta suasana tenang luar biasa.

Kini destinasi ini telah dikembangkan menjadi tempat kemah yang menawarkan pengalaman berbeda dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Karangasem.

“Jadi salah satu kriteria penting pemimpin Karangasem adalah mampu mengembangkan potensi alam jadi potensi pariwisata. Bila perlu jadi pariwisata unggulan di Bali,” ujarnya lantas berharap potensi pariwisata yang sekarang tidur ini harus dibangkitkan dan dikembangkan terus.

Ketiga, calon pemimpin Karangasem tentunya haruslah orang yang bersih dan tulus untuk membangun daerah ini. Bukan tipe-tipe pemimpin yang ingin mencari proyek untuk memperkaya diri.

“Kemenangan calon pemimpin Karangasem nanti haruslah karena kemenangan karma baiknya. Karena niat tulus mensejahterakan masyarakat Karangasem, bukan karena ingin cari jabatan atau kekayaan,” imbuh pria yang juga pengusaha sukses dan dikenal dermawan ini. (wid)