Buleleng (Metrobali.com) Nuansa Pilkada 2012 mulai terasa di Gedung DPRD Buleleng. Fraksi PDIP dikeroyok Koalisi Gajah yang melibatkan tiga fraksi sekaligus: Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, dan Fraksi Peduli Bangsa, dalam menyikapi setiap kebijakan eksekutif. Ini salah satu indikasi bahwa skanerio head to head melawan PDIP yang dirancang Golkar di Pilkada Buleleng 2012 mulai berjalan.

Di DPRD Buleleng saat ini terdapat empat fraksi. Pertama, Fraksi PDIP yang beranggotakan 2 parpol yakni PDIP dan Gerindra, dengan total kekuatan 15 kursi (33,33 persen suara parlemen). Kedua, Fraksi Golkar yang beranggotakan Golkar dan PPP, dengan kekuatan 10 kursi (22,22 persen suara parlemen). Ketiga, Fraksi Demokrat yang beranggotan Partai Demokrat dengan modal kekuatan 7 kursi (15,56 persen suara parlemen). Keempat, Fraksi Peduli Bangsa yang beranggotakan PKPB, Hanura, PAN, PKB, PNIM, dan Partai Pakar Pangan dengan modal kekuaran 13 kursi (28,87 persen suara parlemen).

Fakta bahwa Fraksi PDIP dikeroyok Koalisi Gajah (berisi Fraksi Golkar, Fraksi Demokrat, Fraksi Peduli Bangsa) terekam jelas dalam sidang Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Bupati atas pengelolaan APBD 2010 di Gedung DPRD Buleleng di Singaraja, Jumat (5/8). Saat itu, Koalisi Gajah mulai membuat pemandangan umum bersama.

Dalam pemandangan umumnya, Koalisi Gajah’tidak ikut menyoroti insiden surat Bansos dari eksekutif yang sempat dinilai melecehkan lembaga Dewan. Sebaliknya, Fraksi PDIP menganggap insiden surat Bansos itu tak bisa dilupakan. Surat insiden Bansos tersebut muncul di akhir pembahasan LPJ Bupati. Oleh anggota Dewan, surat itu dinilai melecehkan lembaga legiaslatif, karena dikirim tanpa kop dan stempel. Bahkan, isinya juga dianggap menyinggung perasaan Dewan mengenai realisasi dana Bansos untuk anggota Dewan.

Kendati surat Bansos itu tidak diakui dibuat dan ditantandatangani oleh Kabag Kesra Setda Buleleng Komang Kerti Astitiasih, namun Fraksi PDIP tetap tak bisa melupakan isiden tersebut. Dalam pemandangan umumnya di Dewan kemarin, Fraksi PDIP tetap menyatakan, munculnya surat tersebut telah mengganggu hubungan dan konsentrasi pembahasan.

“Maksud kami, mengingatkan semua pihak agar ini menjadi catatan. Sangat tidak elegan kalau di satu sisi mengharapkan dukungan total masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan, namun ada kondisi seperti itu,” tegas Jubir Fraksi PDIP DPRD Buleleng, Made Hariadi.

Sementara, Ketua Fraksi PDIP Mangku Mertayasa menyatakan, dalam konteks demokrasi, langkah tiga fraksi bergabung dalam membuat pemandangan umum adalah hal yang wajar. Menurut Mertayasa, Fraksi PDIP tidak merasa dirugikan dengan gabungan tiga fraksi yang disebut sebagai Koalisi Gajah ini, karena justru akan menambah kekuatan di lembaga Dewan.

“Adaikan itu (Koalisi Gajah) menjadi permanen dan dibentuk untuk kepentingan politik dalam Pilkada Buleleng 2012, saya rasa tidak akan bertahan lama. Kecuali memang untuk kepentingan demokrasi di lembaga Dewan,” ujar Mertayasa.

Mertayasa juga meragukan terciptanya tarung head to head di Pilkada Buleleng 2012, seperti yang diskenariokan Golkar dengan menyatukan kekuatan tiga frasi di DPRD. Alasannya, Mertayasa yakin di Pilkada 2012 nanti akan muncul lebih dari dua paket Cabup-Cawabup. “Golkar dan Demokrat ‘kan partai besar, artinya mereka pasti akan mengusung paket calon sendiri-sendiri. Sekarang saja Hanura sudah berdiri sendiri mengusung calon. Belum lagi kemungkinan munculnya calon dari jalur Independen. Jadi, tarung head to head itu ‘kan mustahil. PDIP sendiri tidak pernah takut dengan tarung seperti itu,” tegas Mertayasa.

Sebaliknya, Ketua Fraksi Golkar DPRD Buleleng, Ketut Susila Umbara, menyatakan koalisi untuk Pilkada 2012 masih dalam proses. Menurut Susila Umbara, proses itu sudah dimulai dengan koalisi fraksi-faksi di Dewan. “Ya, semuanya masih dalam proses, parpol-parpol sudah bikin komitmen untuk mewujudkan koalisi di lembaga Dewan. Koalisi ini muncul ‘kan dari pertemuan-pertemuan elite parpol,” tandas Ketua Harian DPD II Golkar Buleleng ini.

Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Sekretaris Fraksi Peduli Bangsa DPRD Buleleng, Wayan Teren, menyatakan, Koalisi Gajah itu semata-mata untuk efisiensi dan efektivitas waktu, di samping adanya kesepahaman dalam menanggapai LPJ Bupati. Namun, Ketua Fraksi Demokirat, Gede Dharma Sanjaya, menyatakan Koalisi Gajah ini bisa menjadi penguat koalisi parpol menuju Pilkada Buleleng 2012.

“Hanya saja, untuk berkoalisi secara partai menuju Pilkada Buleleng, Demokrat dan parpol-parpol lainnya masih harus menunggu keputusan pimpinan partai di atasnya (DPD dan DPP partai masing-masing). Soalnya, masing-masing partai mempunyai mekanisme sendiri,” terang Dharma Sanjaya.

Golkar sendiri sejak awal merancang skenario tarung head to head melawan PDIP di Pilkada Buleleng 2012, dengan merangkul Demokrat, PKPB, Hanura, PAN, PPP, PKB, dan Partai Pakar Pangan. Dalam tarung head to head ini, Koalisi Besar yang dimotori Golkar diskenariokan akan mengusung Sang Putra Mahkota Gede Ariadi (putra sulung Bupati Puti Bagiada) sebagai Cabup Buleleng.

Putra Mahkota pun sudah resmi mendaftar nyalon Bupati di Golkar. Sedangkan di PDIP, ada empat figur yang bersaing berebut posisi Cabup Buleleng, yakni Putu Agus Suradnyana (kader PDIP), Made Arga Pynatih (kader PDIP), Dewa Nyoman Sukrawan (kader PDIP), dan Jro Nyoman Ray Yusha (figur non kader yang mantan Cabup Buleleng di Pilkada 2007).

Namun dalam perkembangannya, PKPB dan PAN membangun koalisi untuk mengusung paket Cabup-Cawabup sendiri ke Pilkada Buleleng 2012. Yang heboh, Koalisi PKPB-PAN justru mengusung Putra Mahkota sebagai Cabup. sedangkan tandemnya di posisi Cawabup dipilih Wayan Arta (Ketua PKPB Buleleng). Namun, berdasarkan analisis, pada akhirnya PKPB-PAN kemungkinan akan merapat ke Golkar dalam mengusung Putra Mahkota sebagai Cabup ke Pilkada 2012.

Sementara itu, Tim 9 Demokrat yang terdiri dari unsur DPC Buleleng (3 orang), DPD Bali (3 orang), dan DPP Demokrat (3 orang) sudah terbentuk. Tim 9 Demokrat ini tugasnya melakukan survei dan verifikasi kandidat Cabup-Cawabup ke Pilkada Buleleng 2012. Ketua DPD Demokrat Bali, Made Mudarta, 3 orang dari unsur DPD Bali dalam Tim 9 terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Wakil Ketua I (yang membidangi Pemenangan Pemilu. Demikian juga unsur DPC Demokrat Buleleng terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Wakil Ketua I.

”Kita akan mulai bekerja dan turun ke Buleleng pekan depan, sekalian melakukan konsolidasi partai menghadapi Pilkada 2012,” papar Mudarta kepada NusaBali di Denpasar, Jumat kemarin.

Ditegaskan Mudarta, Demokrat siap mengusung paket Cabup-Cawabup di Pilkada Buleleng 2012, baik dengan kekuatan sendiri maupun koalisi dengan partai lain. Ke mana arah koalisinya, menurut Mudarta, saat ini masih dilakukan komunikasi.

Sedangkan survei kandidat nanti, kata Mudarta, dilakukan secara umum, tidak hanya menyasar kader, namun juga figur non kader. “Kalau mengusung paket calon sendiri, kita memenuhi syarat di Buleleng. Tapi, Demokrat partai terbuka. Untuk urusan Pilkada, Demokrat bisa koalisi dengan partai lain untuk membangun kekuatan bersama-sama dalam membangun Buleleng ke depan,” katanya.

Dijelaskan Mudarta, saat ini Demokrat menjalin komunikasi lintas parpol di Buleleng, termasuk dengan Golkar, PDIP, dan PKPB yang sama-sama memiliki peluang mengusung calon sendiri. “Nanti Tim 9 akan turun dan bekerja. Karena, kita juga ukur kekuatan di internal dulu,” tegas Mudarta