Singaraja (Metrobali.com)-

 

Dukungan untuk paket Putu Agus Suradnyana-Nyoman Sutjidra alias PAS-Sutji, Cabup-Cawabup Buleleng yang diusung PDIP, terus mengalir. Belasan lawyer (advokat) se-Buleleng ikut merapat ke barisan PAS-Sutji. Sementara, paket Putu Tutik Kusumawardani-Komang Nova Sewi Putra yang diusung koalisi Demokrat-Pakar Pangan, secara khusus menemui kader senior PDIP, Made Arga Pynatih.

Para lawyer yang merapat ke kubu PAS-Sutji dan siap memenangkan pasangan calon PDIP ke Pilkada Buleleng 2012 ini mengaku berasal dari dua organisasi pengacara, Peradi dan KAAI. Mereka, antara lain, I Ketut Suartana, I Ketut Seringga, I Made Mulyadi, I Nyoman Nika, Julius Logo, I Made Senana, I Ketut Sulana, dan I Gede Indria.

Kalangan pengacara ini menyampaikan pernyataan sikap yang intinya siap mengawal dan memenangkan paket PAS-Sutji dalam pertemuan di sebuah rumah makan di Singaraja, Rabu (18/1). Pernyataan sikap itu kemudian diserahkan kepada salah satu tim pemenangan PAS-Sutji, Dewa Ketut Suardipa, di tempat yang sama pula. “Dari kaca mata kami, yang layak memimpin Buleleng itu adalah PAS-Sutji. Paket ini mempunyai komitmen yang jelas untuk membangun Buleleng, dan dari sisi hukum juga jelas,” tegas salah satu lawyer, I Ketut Suartana.

Suartana menambahkan, pihaknya akan mengawal PAS-Sutji bukan saja ketika ada persoalan hukum dalam proses Pilkada Buleleng 2012, tapi juga memberikan supervisi bagaimana agar pasangan calon dan timnya nanti tidak melanggar hukum, termasuk setelah kelak duduk sebagai pemimpin Buleleng. “Dengan kontrol kami, jelas nanti tidak akan ada penyimpangan dalam kepemimpinannya,” imbuh Suartana.

Sedangkan Tim Pemenangan PAS-Sutji, Dewa Suardipa, menyatakan sikap para lawyer tersebut harus menjadi acuan bagi masyarakat untuk menentukan pilihan. “Mereka itu (para lawyer) adalah orang-orang intelek dan cerdas, mereka sudah memiliki penilaian terhadap calon yang layak memimpin Buleleng ke depan yakni PAS-Sutji,” terang Dewa Suardipa.

Dukungan dari para lawyer ini merupakan tambahan amunisi tersendiri bagi PAS-Sutji. Sebelumnya, tiga parpol Islam yang tergabung dalam Poros Tengah yakni PKB, PPP, dan PKS, plus PNI Marhaenisme juga merapat ke barisan PDIP untuk memenangkan paket PAS-Sutji. Trio PKB-PPP-PKS datang dengan membawa dukungan riil 13.000 pemilih sesuai hasil Pileg 2009 di Buleleng, sementara PNIM membawa gerbong dukungan 9.263 pemilih. Ini menambah kekuatan PDIP yang bermodalkan 86.649 pemilih hasil Pileg 2009.

Dalam Pilkada Buleleng, April 2012 nanti, PAS-Sutji akan bertarung dengan tiga pasangan calon lainnya yang diusung parpol/gabungan parpol. Mereka adalah Gede Ariadi-Wayan Arta alias Geria 12 (Cabup-Cawabup yang diusung koalisi Golkar-PKPB-PAN), Putu Tutik Kusumawardani-Nova Sewi Putra (diusung koalisi Demokrat-Pakar Pangan), dan Wayan Gede Suparlan-Ida Bagus Djodhi (diusung Koalisi Nurani Denbukit yang dimotori Hanura).

Di sisi lain, paket Tutik-Nova bersama tim pemenangannya secara khusus menemui Wakil Bupati Buleleng Made Arga Pynatih, yang notabene kader senior PDIP di kediamannya di Singaraja, Rabu siang. Rombongan paket Tutik-Nova mengaku hanya audiensi biasa ke rumah Arga Pynatih. “Kami hanya kulo nuwun saja, bahwa kami ikut dalam proses di Pilkada Buleleng 2012,” ujar Ketua Tim Pemenangan Tutik-Nova, I Made Suparjo (yang notabene Wakil Ketua DPC Demokrat Buleleng).

Dalam pertemuan itu, Arga Pynatih meminta agar paket Tutik-Nova bersama-sama menjaga stabilitas dan keamanan Buleleng. Di samping itu, Arga juga meminta paket Tutik-Nova lebih rajin turun ke masyarakat, bukan hanya mengandalkan tim pemenangan. “Jangan mengandalkan tim sukses saja, calon juga harus sering turun mengadakan pendekatan dengan tokoh-tokoh masyarakat,” saran Arga. Kedatangan Tutik-Nova dan timnya ke kediaman Arga kemarin, terbilang surprise. Masalahnya, Arga sendiri terbilang figur yang kecewa pascaterpental dari pencalonan posisi Cabup Buleleng di internal partainya, PDIP. Tak heran jika pertemuan ini juga sarat nuansa mencari dukungan politik dari Arga selaku kader senior PDIP.

Namun, Arga sendiri menegaskan dirinya saat ini dalam kapasitas selaku Wakil Bupati Buleleng. Nah, selaku wakil kepala daerah, dia punya kewajiban menerima siapa pun yang ingin bertemu. Menurut Arga, pertemuan kemarin tidak ada kaitan dengan kekecewaan pasca-kekalahannya dalam berebut rekomendasi Cabup di internal PDIP.

Karenanya, Arga menegaskan tidak ada pengalihan gerbong dukungan ke Tutik-Nova. “Tidak ada pengalihan gerbong, saya ini kan masih orang PDIP. Tapi, karena posisi saya sebagai orang yang dituakan, ya wajib menerima siapa pun. Kalau misalnya nanti ada pasangan calon yang lain ingin bertemu, silakan saja, saya tetap akan mengingatkan mereka agar menjaga stabilitas Buleleng,” tandas Arga yang sebelumnya disisihkan Agus Suradnyana dalam perebutan tiket Cabup Buleleng di PDIP.

Arga menambahkan, dalam sisa masa tugasnya selaku Wabup Buleleng, dirinya ingin memberikan pelayanan yang baik kepada siapa pun. Sebagai orang kedua di Buleleng, Arga juga berjanji akan bersikap netral dalam proses Pilkada 2012. “Saya akan menjaga netralitas itu. Siapapun yang ingin bertemu saya, silakan. Saya berupaya bagaimana semua bisa mendapat pelayanan yang baik.”

Sementara itu, khusus pertarungan Tutik-Nova vs PAS-Sutji di Pilkada Buleleng 2012, bukan hanya menjadi arena pertarungan antar-parpol pendukung. Ini juga menjadi pertarungan lintas Komisi di DPRD Bali. Ada dua Ketua Komisi dan satu Ketua Fraksi di DPRD Bali yang ikut bertarung dalam perang Tutik-Nova vs PAS-Sutji ini.

Mereka masing-masing Agus Suradnyana (Cabup Buleleng dari PDIP yang kini Ketua Komisi III DPRD Bali yang membidangi masalah pembangunan, lingkungan, energi sumber daya alam, dan infrastruktur), Tutik Kusumawardani (Cabup Buleleng dari Demokrat-Pakar Pangan yang kini Ketua Komisi II DPRD Bali yang membidangi masalah keuangan, anggaran, perbankan, dan pajak), serta Komang Nova Sewi Putra (Cawabup Buleleng dari Demokrat-Pakar Pangan yang kini Ketua Ketua Fraksi Mandara Jaya DPRD Bali).

“Ini menjadi perhelatan politik menarik. Selain yang bertarung kebanyakan anggota DPRD Bali, ini juga pertarungan antar-Ketua Komisi dan Ketua Fraksi di DPRD Bali,” ujar Wakil Ketua DPRD Bali dari Gerindra Ida Bagus Putu Sukarta. (nusabali.com)