angin puting beliung

Jembrana (Metrobali.com)-

Diperkirakan dapat memicu pusaran angin kencang, seperti waterspout di perairan Selat Bali, Rabu (17/2) petang, masyarakat diminta mewaspadai kemunculan awan CB (cumulonimbus).

Himbauan tersebut disampaikan Kasi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Klas II Negara, Rahmat Prasetia, Kamis (18/2).

Menurutnya, awan CB cenderung muncul saat masa peralihan seperti srkarang ini dari musim hujan menuju musim kemarau. Namun kemunculannya sulit dipridiksi karena hanya beberapa menit, itupun secara tiba-tiba.

Kemunculan awan hitam pekat ini kata Rahmat, ditandai dengan tidak turunnya hujan, namun bukan berarti musim hujan sudah berakhir.

“Hujan tetap ada sampai memasuki musim kemarau pada April nanti” ujarnya.

Ditambahkannya, di seputaran wilayah Kota Negara, awan CB sempat muncul sebanyak 11 kali pada bulan Januari dan 20 kali hingga pertengahan bulan Pebruari 2016 ini.

Secara teori, katanya, awan CB memang merupakan tumpukan awan dalam jumlah besar. Pembentukan awan CB memiliki ketergantungan dengan hembusan angin di atas permukaan.

“Kalau boleh diibaratkan, awan CB ini embahnya awan. Jadi kalau melihat kumpulan awan hitam, sedangkan disampingnya tidak ada awan lain, kita patut waspada” tandasnya. MT-MB