Sulistiyo

Jakarta (Metrobali.com)-

Persatuan Guru Republik Indonesia mengharapkan pemisahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dapat meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh.

“Revolusi mental yang digaungkan Pak Joko Widodo harus direspons dunia pendidikan, karena mental itu persoalan karakter,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo di Jakarta, Senin (22/9).

Ia mengatakan wacana pemisahan Kemendikbud menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset termasuk aspirasi dari PGRI.

Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset diharapkan mampu mencetak generasi bangsa yang siap menjawab tantangan pembangunan nasional.

“Tidak hanya memenuhi kebutuhan pembangunan dalam negeri, tapi juga secara global, karena itu perlu pembenahan kurikulum pendidikan tinggi,” ucapnya.

Selain itu mutu tenaga dosen juga perlu menjadi perhatian serius. Pemerintah tambahnya perlu memberikan otonomi sepenuhnya kepada perguruan tinggi.

Tidak kalah penting, menurutnya, pembinaan perguruan tinggi swasta di mana selama ini pemerintah hanya berperan mengeluarkan izin pendirian.

Sedangkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan fokus pada peningkatakan mutu tenaga guru dan penataan kurikulum sehingga revolusi mental atau pendidikan karakter menjadi landasan.

Revolusi mental itu menurut Sulistiyo harus dimulai dengan meningkatkan mutu tenaga guru.

“Mental yang pertama diubah adalah guru sebelum mereka transformasi ke siswa,” ujarnya.

Karena itu perlu pembentukan dirjen khusus yang menangani persoalan guru mulai dari pendidikan hingga purnatugas.

Pada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, ia mengharapkan dibentuk Dirjen Guru sehingga peningkatan mutu guru teralisasi.

“Dulu pernah ada tapi dibubarkan. Kami menilai Dirjen Guru penting untuk meningkatkan mutu pendidik,” katanya.

Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akan memecah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi dua kementerian terpisah, yakni Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Teknologi.

Menurut Jokowi, selama ini, riset belum benar-benar dimanfaatkan secara maksimal. Kegiatan riset dilakukan sendiri-sendiri oleh setiap lembaga dan kementerian sehingga tidak satu padu.

Ke depan kata Jokowi, riset baik yang berhubungan dengan teknologi, riset sosial, pertanian, dan kemaritiman, dapat diaplikasikan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. AN-MB