padi
Padi/MB

Jembrana (Metrobali.com)-

Sejumlah petani di Kabupaten Jembrana, Bali, mengeluhkan harga padi yang belakangan semakin anjlok. Kondisi tersebut diduga dipicu pasokan beras dari Jawa yang terlalu banyak masuk ke Bali.

Damirin, salah seorang petani dari Desa Pulukan, Kecamatan Pekutatan mengatakan, padi miliknya di sawah seluas 60 are yang semula dibayar Rp.15 juta sekarang hanya dihargakan Rp.10 juta.

Ia menduga penyebab harga padi jatuh karena beras dari Jawa banyak masuk ke Jembrana.

“Memang sudah kembali modal. Tapi kalau dihitung termasuk tenaga, kami rugi” ujarnya, Senin (1/8).

Kondisi sama dikeluhkan petani lainnya. Petani tidak dapat berbuat banyak, karena masalah harga lebih banyak ditentukan dari penebas (pemborong) padi.

“Dari pertimbangan umur padi kami (petani) tidak bisa menolak harga dari pemborong padi. Kalau dibiarkan lebih lama, padi bisa rusak dan harga semakin anjlok” ujar Masnawi, petani lainnya.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan (PPP) Jembrana, Ketut Wiratma saat dikonfirmasi mengaku belum mengetahuinya, dan pihaknya berjanji akan segera turun kelapangan untuk mengecek harga.

Pihaknya juga akan menanyakan langsung kepada Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Jembrana. Pasalnya dalam menstabilkan harga padi pihaknya telah mengandeng Perpadi, dan telah mendapatkan bantuan dana.

“Ini diluar kebiasaan. Biasanya terjadi saat panen raya antara bulan Mei hingga Juni. Ini sudah memasuki bulan Agustus. Mungkin ada faktor lain” ujar Wiratma. MT-MB