petani

Jakarta (Metrobali.com)-

Petani di Indonesia saat ini sekitar 80 persen di antaranya berusia di atas 50 tahun, kata Manajer Advokasi dan Jaringan Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah kepada Antara di Jakarta, Rabu (29/10).

“Jika dikategorikan usia petani Indonesia tahun 2014 terdiri dari 61,8 persen berusia lebih dari 45 tahun, 26 persen 35-44 tahun dan 12 persen kurang dari 35 tahun,” ujarnya usai menjadi narasumber diskusi jurnalis terkait dengan peran kaum muda dalam pembangunan pertanian.

Menurut Said, usia produktif dan berkurangnya jumlah petani akan berimplikasi pada menurunnya produksi pangan dalam negeri. Selain itu, petani yang tersisa hanyalah mereka yang tua-tua.

“Rendahnya kelompok usia muda di sektor pertanian bukanlah fenomena baru, sudah sejak lama kita dihadapkan pada situasi ini dan terus meningkat derajatnya,” katanya.

Said menjelaskan bahwa ada banyak alasan yang bisa dijadikan kaum muda enggan kembali ke pertanian, alasan utama tentu saja berkaitan dengan ekonomi.

“Petani hingga saat ini masih dipandang sebagai profesi yang tidak menjanjikan, tidak memberikan harapan, petani mengalami kerugian dan bergelut dengan kemiskinan,” katanya.

Dia menuturkan dengan stigma demikian, sektor pertanian bukanlah bidang yang dapat menarik perhatian kaum muda, sehingga mereka akan lebih suka bekerja sebagai buruh pabrik atau pergi bekerja di kota.

“Pada sisi lain, investasi dan intervensi pemerintah pada kelompok muda di sektor pertanian sangat rendah, dukungan untuk memulihkan minat menjadi petani hampir tidak ada,” tegasnya.

Dia menambahkan salah satu contoh keberadaan sekolah-sekolah pertanian justru makin hari makin berkurang, dalam tataran program pun pemerintah tidak ada inisiatif khusus terkait hal ini.

“Persoalan ini perlu mendapat perhatian serius dari semua kalangan terutama pemerintah, risiko yang ditanggung akan sangat besar jika kemudian kita mengalami defisit tenaga kerja sektor pertanian,” tambah Said. AN-MB