Kerjasama Dinas Perikanan Badung dengan BPPP Banyuwangi
 
 perikanan
Kadis Perikanan Badung, Putu Oka Swadiana saat membuka pelatihan pembesaran ikan lele dengan sistem bioflok di ruang rapat Dinas Perikanan Badung, Senin (12/6).
Mangupura (Metrobali.com)-
Dinas Perikanan Kabupaten Badung menggelar pelatihan pembesaran ikan lele dengan sistem bioflok. Pelatihan yang  bekerjasama dengan  Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi ini, Senin (12/6), dibuka secara resmi oleh Kadis Perikanan Badung, Putu Oka Swadiana, A.Pi, S.Sos., bertempat di ruang rapat Dinas Perikanan Badung. Pelatihan sendiri berlangsung selama 5 hari. Hadir pada kesempatan itu, Sekretaris dan para Kabid Dinas Perikanan Badung. Selaku Ketua Panitia Pelatihan Firman Prasetia, N.St.Pi., dan I Putu Suarma, S.Pi, serta Ir. Sri Astutik dari BPPP Banyuwangi.
Oka Swadiana dalam sambutannya mengatakan, pembangunan perikanan di Badung merupakan bagian dari visi misi Kabupaten Badung Tahun 2016-2021. Yakni memperkuat pembangunan pertanian, perikanan, dan kelautan yang bersinergi dengan pariwisata berbasis budaya.
“Sesuai dengan Inpres RI Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, Bapak Presiden Joko Widodo juga menginstruksikan agar meningkatkan dan memperluas gerakan memasyarakatkan makan ikan (gemar ikan) pada masyarakat serta mengawasi mutu dan keamanan hasil perikanan,” ujarnya.
Pejabat asal Kerobokan ini juga mengajak para petani agar mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh. Sehingga teknologi baru bioflok ini bisa disebarluaskan kepada masyarakat lainnya di Badung. “Dengan melaksanakan pembesaran ikan lele dengan bioflok maka produksi ikan jauh lebih tinggi, jangka waktu budidaya juga lebih singkat,” jelasnya.
Diterangkan jika dulu pada kolam 1 meterkubik proses penebarannya 100 ekor benih. Namun dengan sistem bioflok proses penebaran bisa mencapai 10 kali lipat sama dengan 1000 ekor benih. “Dengan sistem bioflok ini, maka keuntungan petani ikan akan jauh lebih besar,” tegasnya.
Sementara Firman Prasetia selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa kurikulum pelatihan ini diikuti oleh 30 petani ikan di Kabupaten Badung. “Pelatihan menggunakan metode cemarah, diskusi dan praktek,” ujarnya.
Namun, sebelum peserta mengikuti pelatihan, pelatih memberi pre test untuk mengetahui pengetahuan peserta tentang pemahaman materi dan pada akhir pelatihan diberi post test untuk mengetahui tingkat keberhasilan para peserta pelatihan dalam pemahaman materi. RED-MB