Panusunan Siregar

Denpasar (Metrobali.com)-

Pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil di Bali sebesar 8,67 persen pada triwulan keempat 2014, kondisi itu berada di atas pertumbuhan nasional yang tercatat 2,39 persen.

“Industri mikro dan kecil (IMK) Bali mengalami pertumbuhan yang signifikan, jika dibandingkan dengan Triwulan III 2014 (q to q),” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Minggu (8/2).

Jika dicermati secara tahunan (y on y) IMK Bali pada Triwulan IV 2014 mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,42 persen jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Bahkan, kata dia, angka pertumbuhan tersebut lebih tinggi daripada angka nasional yang tercatat 6,02 persen.

Sementara itu, produksi yang dihasilkan oleh industri besar dan sedang (IBS) pada Triwulan IV 2014 (q to q) juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 9,45 persen atau berada di atas pertumbuhan secara nasional yang hanya 1,59 persen pada periode yang sama.

Dilihat secara tahunan (y on y), kata Panasunan Siregar, produksi yang dihasilkan IBS di Bali pada Triwulan IV 2014 tumbuh sebesar 6,80 persen dan berada di atas level nasional yang hanya mampu tumbuh sebesar 5,44 persen.

Secara kumulatif pertumbuhan produksi yang dihasilkan perusahaan IMK di Bali pada tahun 2014 tumbuh positif sebesar 4,80 persen. Angka tersebut lebih rendah daripada pertumbuhan produksi IMK secara nasional yang mencapai 4,91 persen.

Demikian pula, pertumbuhan produksi IBS di Bali yang hanya tumbuh positif 2,62 persen selama 2014, lebih rendah daripada pertumbuhan produksi IBS secara nasional yang mencapai 4,74 persen.

Panasunan Siregar menambahkan bahwa pembangunan ekonomi di daerah tidak terlepas dari upaya memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, salah satunya melalui peranan pembangunan di sektor industri manufaktur.

Upaya yang dilakukan pemerintah provinsi dalam mengembangkan sektor industri manufaktur berskala mikro, kecil, besar, dan sedang akan berpengaruh terhadap peningkatan taraf hidup dan distribusi pendapatan masyarakat setempat.

Oleh sebab itu, lanjut dia, pembangunan di sektor industri manufaktur sebagai salah satu penggerak ekonomi dan salah satu penunjang industri pariwisata di Pulau Dewata harus tetap dipertahankan.

“Hal itu penting karena sektor pariwisata merupakan penghubung antara sektor yang satu dan sektor lain, khususnya yang berbasis sektor jasa,” ujar Panasunan Siregar.AN-MB