Moskow, (Metrobali.com) –

Menteri Ekonomi Rusia Alexei Ulyukayev menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Rusia tahun ini diperkirakan hanya mencapai 0,6 persen akibat besarnya penyaluran dana, yang mencapai hampir 100 miliar dolar AS, untuk intervensi militer di Crimea oleh Presiden Vladimir Putin.

Ulyukayev menegaskan bahwa penyaluran dana untuk kuartal pertama saja sudah akan mencapai sekitar 60 milar dolar AS (setara 44 miliar euro).

Peringatan tersebut ia sampaikan setelah para investor mengeluhkan ketidakpastian situasi ekonomi terkait pengambilalihan Crimea oleh pemerintah Rusia, dan para investor mengatakan akan membawa modal mereka keluar dari Rusia.

“Bahkan, jika kita melihat hal ini sebagai satu kesalahan dan kemudian kembali ke arus pengeluaran kas yang lebih standar, maka untuk tahun ini pengeluaran akan tetap mencapai 100 miliar dolar,” katanya pada saat konferensi ekonomi di Moskow, seperti dikutip oleh kantor berita RIA Novosti.

“Dalam skenario itu pun pertumbuhan ekonomi akan menyusut menjadi 0,6 persen,” ujarnya.

Namun, Ulyukayev mengatakan dia masih optimis bahwa sanksi yang dijatuhkan oleh pihak Barat terhadap Rusia karena telah mengambil alih Crimea dari Ukraina tidak akan memukul perekonomian negara itu lebih luas.

Sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan Uni Eropa sejauh ini meliputi larangan visa dan pembekuan aset para pejabat tinggi Rusia, khususnya beberapa pejabat yang dekat dengan Putin, tetapi sanksi itu belum berdampak buruk terhadap ekonomi yang lebih luas.

“Saya merasa optimisme dan melihat sinyal bahwa pihak Barat akan membahas masalah ini dengan lebih rasional,” katanya.

Efek buruk dari intervensi di Crimea memang suatu waktu bisa memukul keras ekonomi Rusia, dimana negara itu sudah mulai merasakan kelemahannya karena kegagalan pemerintah untuk melaksanakan reformasi struktural.

Sementara itu, mantan Menteri Keuangan Rusia Alexei Kudrin memberi penilaian yang lebih pesimistis daripada Ulyukayev. Kudrin memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai “sekitar nol persen” dan pengeluaran modal bisa mencapai 150 miliar dolar AS.

“Ini adalah harga yang harus kita bayar karena memiliki kebijakan luar negeri yang independen. Masyarakat, untuk saat ini, siap untuk menerima konsekuensi ini,” kata seorang ekonom yang dikutip oleh RIA Novosti.

Para ekonom mengatakan bahwa Putin telah membuat ekonomi Rusia dalam risiko besar dengan mengambil alih Crimea, tetapi Putin yakin bahwa manfaat politik bagi dirinya akan lebih besar daripada kerugian ekonomi yang dialami Rusia.

Pada Rabu (26/3), Bank Dunia memberikan penilaian yang paling suram pada ekonomi Rusia akibat pengaruh krisis Ukraina. Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Rusia bisa mengalami penurunan hingga sekitar 1,8 persen.

(Ant) –