Denpasar (Metrobali.com)-
 Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali,  Adi Nugroho mengungkapkan, perekonomian Bali tahun 2017 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp215.36 triliun.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp144.96 triliun.
Hal itu sejalan dengan proyeksi penduduk Bali pada tahun 2017 ini sebanyak 4.25 juta jiwa artinya PDRB perkapita mencapai Rp50.71 juta.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Bali tahun 2017 tumbuh 5,59 persen menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2016 yang mencapai 6.32 persen.
Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi  dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makakan minuman sebesar 9.25 persen. Sementara dari sisi pengeluaran kontribusi tertinggi masih disumbang oleh komponen rumah tangga sebesar 46.36 persen yang pada tahun ini tumbuh sebesar 5.59 persen.
“Salah satu pemicu melambatnya pertumbuhan ekonomi ini akibat dari status Gunung Agung yang menjadi awas. Dia masih naik tapi pertumbuhannya lambat,” katanya di Denpasar, Senin (5/2).
Ekonomi Bali pada triwulan IV 2017 bila dibandingkan dengan peridode yang sama tahun 2016 (year-on-year) tumbuh sebesar 4.01 persen lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang mencapai 6.03 persen.
Dia menerangkan, bila ekonomi Bali pada triwulan IV 2017 ini tumbuh negative bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi pertumbuhan negative didorong oleh lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang hanya sebesar -11.73 persen.
Lapangan usaha tranportasi dan pergudangan yang tumbuh negative sebesar -5.33 persen. Selain itu juga dan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman yang tumbuh negative sebesar -4.80 persen. Dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 45.62 persen juga tumbuh negative 0.07 persen.
“Pertumbuhan ekonomi tidak hanya disebabkan satu faktor saja. Tapi banyak faktor-faktor lainnya,”pungkasnya.SIA-MB