Makassar, (Metrobali.com) –

Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia menutup peluang Sulawesi Selatan menjadi penyelenggara Kejuaraan Nasional (kejurnas) karena dinilai gagal menjadi penyelenggara yang baik di Sarung Tinju Emas (STE) Makassar 2012.

Ketua Bidang Pertandingan dan Kompetisi PP Pertina, John Amanupunyo, saat dihubungi dari Makassar, Rabu, mengatakan, kemungkinan Sulsel atau Makassar menjadi tuan rumah ajang nasional bisa terjadi meski tergantung kepengurusan Pengprov Pertina Sulsel ke depan.

“Pengprov Pertina Sulsel selaku penyelenggara STE 2012 yang lalu ternyata tidak dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Pengalaman itu tentu menjadi perhatian serius bagi PP Pertina sehingga memutuskan tidak lagi memberikan kesempatan menjadi tuan rumah,” katanya.

Pada penyelenggara STE Makassar 2012 lalu, panitia tidak menjalankan kewajibannya membayar biaya wasit sebesar Rp446 juta. Akibatnya Ketua PP Pertina Reza Ali yang justru turun tangan untuk melunasinya.

Selain itu, kata Mantan Direktur Teknik Pertina Sulsel itu, pihak penyelenggara juga tidak menyiapkan transportasi lokal untuk mengangkut wasit menuju lokasi pertandingan. Kondisi itu membuat wasit merasa kesulitan.

Kondisi itu, lanjut dia, berbeda jauh saat pelaksanaan STE Makassar 2010. Pengprov Pertina Sulsel Adnan Purichta Iksan Yasin Limpo, saat itu justru dinilai lebih baik sehingga pelaksanaan kejurnas bisa berjalan lancar.

“Keputusan PP Pertina juga sudah dibahas dalam rapat bersama pengurus beberapa waktu lalu. Soal keinginan Sulsel mengajukan diri sebagai tuan rumah PraPON 2015, kita silahkan saja karena menjadi hak mereka. Namun kami tidak dapat memenuhi permintaan itu meski saya sendiri dari Sulsel,” jelasnya.

Sekretaris Umum Pertina Sulsel Abdi Amahoru, sebelumnya menyatakan, pihaknya siap mengajukan diri sebagai tuan rumah pelaksanaan babak kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) 2015.

Bahkan keinginan menjadi tuan rumah juga sudah disampaikan pada saat menjelang PON 2012. Namun berhubung beberapa hal sehingga gagal terwujud.

Menurut dia, peluang untuk meloloskan banyak petinju ke PON Jabar 2016 akan lebih terbuka jika bisa menjadi tuan rumah terakhir. Sebab para petinju terbaik tidak lagi berpartisipasi karena sudah dinyatakan lolos pada babak kualifikasi sebelumnya.

Menyangkut kesiapan sebagai tuan rumah, pihaknya juga mengaku tidak ada masalah. Pertina Sulsel juga optimistis bisa menjadi penyelenggara yang sukses karena memiliki cukup pengalaman seperti ketika menjadi penyelenggara STE Makassar 2012.

“Pada pelaksanaan PraPON sebelumnya, kami memang gagal karena PP Pertina lebih memilih melaksanakannya di NTT. Kami tentu memiliki harapan besar agar pengajuan kali ini mendapat respon positif,” ujarnya.

(Ant) –