gas bersubsidi

Denpasar (Metrobali.com)-

PT Pertamina Wilayah Bali menyediakan ratusan tabung LPG tiga kilogram menanggapi keluhan masyarakat setempat terhadap naiknya harga LPG tiga kilogram hingga mencapai Rp 22 ribu pertabung serta adanya kelangkaan LPG di daerah ini.

“Pihak Pertamina turun ke lapangan di daerah Penatih, Denpasar Timur untuk melihat kondisi dari laporan masyarakat terkait LPG tiga kilogram,” kata Branch Marketing Manager Pertamina Wilayah Bali Nusra Iwan Yudha Wibawa di Denpasar, Kamis (14/5).

Ia mengaku, banyak menerima keluhan masyarakat bahwa LPG tiga kilogram yang sangat dibutuhkan masyarakat kondisinya langka dan harganya naik.

Untuk itu pihaknya langsung menyalurkan 560 tabung dengan harga yang jauh lebih murah.

“Untuk di seluruh Bali sudah memetakan ada 65 titik yang menjadi lokasi distribusi yang semuanya berada di pasar tradisional,” ujar Yudha.

Yudha Wibawa mengaku, pemilihan pasar tradisional karena diasumsi bahwa banyak masyarakat kurang mampu yang membutuhkan LPG dan membelinya saat mereka ke pasar.

“Pensdistribusian ribuan tabung LPG langsung ke tangan masyarakat. Mereka hanya perlu membayar pertabung Rp 14.500 dengan mendaftarkan KTP terlebih dahulu,”imbuhnya.

Yudha Wibawa menjamin jika stok tabung LPG tiga kilogram di Bali aman. “Kelangkaan kemungkinan terjadi kemandegan distribusi sampai ke tingkat pengecer. Stok perhari di Bali mencapai 168 ribu tabung. Sementara konsumsi rata-rata perhari 140 ribu tabung,” ujar Yudha.

Sebelumnya Komisi III DPRD Bali bersama Kepala Bidang ESDM Dinas Pekerjaan Umum Pemprov Bali mengunjungi Kantor Kementerian ESDM di Jakarta guna menyampaikan aspirasi penolakan masyarakat terhadap penghapusan LPG bersubsidi tiga kilogram.

Menurut Ketua Komisi III DPRD Bali, Nengah Tamba, pihaknya ke Jakarta meminta kepada Kementerian ESDM untuk tidak menjadikan Bali sebagai pilot project pencabutan elpiji bersubsidi tersebut.

Pihaknya tetap memohon kepada Kementerian ESDM agar Bali tidak dijadikan sebagai percontohon penghapusan subsidi elpiji tiga kg. Kalau di daerah lain sukses dan tidak ada masalah, baru Bali berikutnya, ujarnya. AN-MB