Migas

Jakarta (Metrobali.com)-

Pertamina dan Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) sepakat bekerjasama secara sinergis untuk mewujudkan kedaulatan di sektor minyak dan gas bumi.

“Secara prinsip, Pertamina bahkan siap menjadi mitra dan mendukung langkah-langkah Aspermigas menuju kedaulatan migas dan energi, yang berpijak pada potensi dan sumberdaya nasional secara optimal,” kata Ketua Umum Aspermigas Effendi Siradjuddin dalam siaran persnya di Jakarta, Minggu (21/12).

Menurut Effendi, pengurus Aspermigas telah bertemu dengan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto, Kamis (18/12) siang, di kantornya.

Selain menyampaikan undangan kepada Dwi untuk menghadiri dialog nasional masyarakat migas, yang diprakarsai Aspermigas, pada 19 Januari 2015 nanti, Aspermigas juga memanfaatkan kesempatan itu untuk curah gagasan terkait pengelolaan migas di Indonesia.

Dalam pertemuan itu Aspermigas menyampaikan kepada Dirut Pertamina terkait usulan agar Pertamina memberi peluang kepada perusahaan minyak swasta nasional berpartisipasi mengelola lapangan-lapangan atau sumur-sumur minyak tua yang jumlahnya sangat besar.

“Selain tidak mungkin dikelola sendiri oleh Pertamina, pemberian kesempatan kepada swasta juga penting dalam rangka memacu produksi minyak nasional, sekaligus menekan ketergantungan terhadap minyak impor,” ujar Effendi.

Aspermigas menggarisbawahi kebijakan pengelolaan lapangan-lapangan tua yang selama ini diterapkan dengan melibatkan swasta nasional dan koperasi, sejatinya sudah sangat bagus.

Hanya saja, lanjut Effendi, aspek pengawasan kurang berjalan dengan baik, sehingga fakta di lapangan, sumur-sumur tua masih banyak melibatkan modal asing.

Tidak hanya mendukung alur pemikiran Aspermigas, menurut Effendi, Dirut Dwi Soetjipto bahkan mengharapkan ada sinergi yang lebih permanen dan bersifat jangka panjang antara Pertamina dengan sektor swasta.

Salah satu bentuk sinergi itu adalah bagaimana membangun kilang-kilang minyak skala kecil dan menengah untuk menampung produksi lapangan-lapangan minyak tua, sehingga pasarnya lebih terjamin. Hal tersebut sesuai dengan Kepmen No. 1 dan 3 tahun 2008.

“Bagaimana bentuk dan formula kerja sama itu, Pertamina dan Aspermigas akan membicarakannya lebih lanjut,” kata Effendi.

Sementara anggota pengrus Aspermigas yang juga tokoh perminyakan, John Karamoy mengusulkan dibentuk gugus tugas dengan tugas utama menaikkan produksi minyak.

Gugus tugas tersebut dibentuk bersama oleh perusahaan-perusahaan minyak nasional, beranggotakan para praktisi yang sudah berpengalaman, dan dipimpin oleh Pertamina sebagai lokomotif.

Salah satu peran gugus tugas adalah memberikan penyadaran kepada masyarakat terhadap pentingnya upaya-upaya peningkatan eksplorasi migas, diversifikasi ke sumber energi non-migas, dan konservasi penggunaan energi pada umumnya.

“Kesadaran tersebut selanjutnya patut ditindaklanjuti dengan langkah konkret dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang efektif dari Pemerintah,” ujarnya.

Sisi lain, lanjut John Karamoy, Pemerintah selanjutnya diharapkan dapat membuat kebijakan bertahap yang memberikan peran lebih besar kepada perusahaan migas nasional, sehingga lebih banyak nilai tambah migas nasional tetap dimanfaatkan untuk keperluan dalam negeri.

Secara spesifik, gagasan pembentukan gugus tugas tersebut akan dibahas lebih detail dalam dialog nasional Aspermigas, yang juga akan menghadirkan tokoh-tokoh perminyakan nasional medio Januari mendatang.AN-MB 

activate javascript