Denpasar (Metrobali.com)-

Belakangan ini, publik Bali diributkan dengan pro dan kontra reklamasi Pulau Pudut di Teluk Benoa. Ada tiga investor yang siap membidik pulau yang hampir tenggelam itu. Salah satu yang gencar adalah PT Tirta Wahana Bali Internasional (TWBI). Di atas lahan reklamasi itu nantinya akan dibangun kawasan wisata terpadu seperti hotel, resort, lapangan golf, sirkuit F1 dan fasilitas lainnya. Gubernur Made Mangku Pastika sudah mengeluarkan SK Nomor 2138/02-C/HK/2012 tertanggal 26 Desember 2012 tentang Pemberian Izin dan Hak Pemanfaatan dan Pengembangan Pengelolaan Wilayah Perairan Teluk Benoa Provinsi Bali.

Tak hanya politisi, akademisi, mahasiswa yang terlibat dalam polemik rencana reklamasi itu, selebriti pun ikut tergabung di dalamnya. Adalah Superman Is Dead (SID) yang juga getol melakukan penolakan reklamasi Pulau Pudut. Pada aksi demonstrasi yang digelar mahasiswa dan aktivis lingkungan hidup di depan Kantor Gubernur Bali, nampak personil SID Jerinx dan Eka hadir di situ. Mereka ikut meneriakkan yel-yel untuk menolak reklamasi Pulau Pudut.

“Saya tidak setuju (reklamasi). Gubernur telah melakukan pembohongan publik. Reklamasi itu berdampak buruk bagi ekologi, meskipun dalih ekonomi dan penyelamatan ekologi,” kata Jerinx di lokasi demo, Rabu 31 Juli 2013.

Drummer SID itu menunjuk reklamasi Pulau Serangan yang pada akhirnya mangkrak dan memiliki dampak sosial, ekologi dan budaya bagi warga sekitar. “(Reklamasi) Pulau Serangan itu tidak pernah berjalan. Sesuai fakta yang ada di Bali, semua megaproyek tidak berhasil. Faktanya hanya untuk segelintir orang saja. Efek ekonomi meretas omong kosong,” kata dia.

Jerinx mengaku akan terus berjuang menolak reklamasi Pulau Pudut. “Sampai ada perubahan saya akan berjuang. Jika tidak, saya akan lawan terus. Kita akan menggalang kekuatan. Anak muda Bali harus mengubah mainset berfikir. Mereka sedang dibohongi pemerintah,” tegas Jerinx.

Sementara itu, Jerinx dan teman-temannya mengaku akan hadir pada pertemuan besar yang dirancang gubernur untuk membahas reklamasi Pulau Pudut pada 3 Agustus 2013. “Pertemuan itu pencitraan saja. Tapi saya akan datang. Saya meminta cabut dulu SK-nya baru diskusi. Kalau dari hasil diskusi SK-nya buruk, ya jangan lanjutkan,” tutur pria penuh tato ini.

Jerinx belum berfikir untuk menjadikan kasus reklamasi Pulau Pudut sebagai inspirasi mencipta lagu untuk SID. “Bali ini rumah kita. Saya sebagai orang Bali ingin berkontribusi lebih bagi daerah saya. Saya imbau generasi muda Bali untuk bangkit melawan,” ajak Jerinx.

Sementara itu, Eka, Basis SID menyatakan hal sama. Sebagai masyarakat, anak muda memiliki hak untuk didengar dan berkontribusi dalam pengambilan kebijakan. “Anak muda itu rakyat dan rakyat yang memilih mereka,” tambah Eka. Meski Jerinx dan Eka hadir dalam aksi itu, namun sang vokalis, Bobby Cool tak ada di lokasi. Kendati begitu, bukan berarti Bobby Cool bersebrangan dengan dua rekannya. Rupanya dia sedang ada kesibukan yang tak bisa ditinggalkan.

Aksi pagi hari itu digelar oleh Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup (KEKAL Bali). Di dalamnya tergabung BEM UNHI, Frontier Bali, PPMI DK Bali, Bali Outbound Community dan Walhi Bali. Mereka menolak reklamasi Teluk Benoa, menuntut gubernur mencabut SK yang dikeluarkannya, mendesak gubernur meminta maaf kepada rakyat Bali, mendesak gubernur untuk konsisten terhadap SE Moratorium Izin Akomodasi Pariwisata di Bali selatan yang dibuatnya sendiri. BOB-MB