Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat politik dari Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar Dr Nyoman Subanda menilai partai politik masih belum mampu memaksimalkan potensi kader perempuan sehingga secara kualitas kalah bersaing dengan kader pria.

“Hal tersebut dibuktikan dengan pemilihan yang seperti sekarang yaitu ‘tarung bebas’, yang mana perempuan biasanya kalah oleh laki-laki dalam kompetisi terbuka,” ujarnya di Denpasar, Minggu (1/12).

Menurut dia, parpol masih kurang memberikan keuntungan bagi perempuan dalam proses demokrasi. “Jika benar-benar ingin memaksimalkan perempuan,  nomor urut papan atas dalam pemilu tidak hanya didominasi oleh laki-laki saja,” katanya.

Subanda juga berpandangan perempuan harusnya memiliki kemampuan sebagai seorang humas dan gaya berpolitiknya tidak harus sama dengan laki-laki. “Bagaimana membangun komunikasi, menampilkan diri di masyarakat, serta kelebihan perempuan adalah lebih menggunakan perasaan daripada laki-laki,” katanya.

Secara struktural dan kultural, lanjut dia, perempuan juga terbatas dalam pengembangan kualitas diri. Demikian pula secara struktural, biasanya pendidikan kaum perempuan lebih rendah daripada laki-laki sehingga hal ini yang menjadikan perempuan lemah dalam faktor kepemimpinan.

“Saya melihat kuota 30 persen untuk perempuan sifatnya hanya formalitas bagi parpol agar memenuhi syarat keikutsertaannya dalam pemilu,” ujar Subanda.

Sebagai buktinya adalah parpol kesulitan mendapatkan kader perempuan yang berkualitas. “Jika dipaksakan dalam kompetisi penuh biasanya mereka akan kalah karena masyarakat tidak melihat kiprah mereka secara nyata dan timbul lah persepsi lama bahwa perempuan tidak lebih baik dari laki-laki,” ujarnya. AN-MB