Perpanjangan Pejabat Di Pemkab Jembrana Mendapat Sorotan
Jembrana (Metrobali.com)-
Perpanjangan masa aktif empat pejabat eselon II di Lingkup Pemkab Jembrana dan tetap memegang jabatan mendapat sorotan dari Mantan Bupati Jembrana Gede Winasa.
Winasa menilai perpanjangan tersebut dinilai sebagai upaya menghambur-hamburkan anggaran dan menghambat karier pejabat lain. “Dengan memperpanjang masa aktif, berarti anggaran yang dibebankan buat membayar gaji semakin besar. Tapi kalau tidak, anggaran yang ada bisa digunakan untuk kepentingan lain” ujar Winasa, Minggu (26/1).
Menurutnya, tidak hanya keuangan yang menjadi masalah, namun perpanjangan itu nantinya akan bisa menghambat karier PNS lainnya. Sehingga menghambat kaderisasi pejabat. “Kalau terus terjadi perpanjangan, jelas peluang untuk menduduki jabatan oleh pejabat yang berprestasi menjadi tertunda” ujarnya.
Winasa juga menyoroti banyak pegawai berpakaian putih-putih (pegawai honor). “Apakah ini rekrutmen politik atau memang benar-benar untuk memenuhi kebutuhan pegawai” tanya Winasa.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jembrana, I Wayan Gorim saat dikonfirmasi terpisah mengatakan Pemkab Jembrana memang mengambil kebijakan untuk memperpanjang masa aktif empat pejabat eseloan II. Menurutnya perpanjangan ini sudah berlangsung hamper dua tahun. Keempat pejabat yang diperpanjang masa aktif tugasnya seperti Staf Ahli Bupati, I Ketut Arimbawa, Kadis Pertanian, Perkebunan dan Peternakan, I Ketut Wiratma, Asisten II Setda Jembrana, I Wayan Windra dan Sekda Jembrana, I Gede Gunadnya.
Lanjut, perpanjangan ini dilakukan karena menurut kajian Pemkab Jembrana, tenaga mereka masih sangat dibutuhkan. “Berdasarkan kajian, keempat pejabat ini masih relevan memimpin bidangnya masing-masing. Kajian ini dilakukan secara professional dan tidak ada kepentingan politis atau lainnya” ujar Gorim.
Terkait tenaga honor, menurutnya saat ini terdapat 88 pegawai K2 yang sudah mengikuti seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS). Namun hasilnya belum diketahui. Selain itu, Pemkab Jembrana juga merekrut 103 tenaga honorer baru untuk membantu proses kerja di kantor dan lembaga lainnya. MT-MB
4 Komentar
Pak winasa,tolong kembali pimpin jembrana lgi. Kami rindu kepemimpinan bpk yg jdi tauladan di seluruh negeri ini. Setelah bpk mimpin jembrana spt kabupaten mati
Siapa dulu bupati dan wakil bupatinya, kan binaan anda juga pak kumis. Mereka pendukung-pendukung anda yang loyalis dan sekarang anda hujat sendiri. Senjata makan tuan. Hahahaha.
Lucu, anda ini. Sudah urus dulu kasus korupsi anda, jangan urus-urus yang juga bagian dari dinasti anda.
Semoga anda segera dikirim ke villa prodeo lagi, bila perlu seumur hidup dan hukum mati sekalian. Rugi Jembrana punya orang seperti anda. Otak koruptor. Dan sekarang di Gerindra anda berlindung. Semoga Prabowo, benar-benar orang anti koruptor, sehingga anda akan mental disana.
Kutu loncat yang benar-benar licik, Golkar, PPP, PDI-P, Demokrat sekarang di Gerindra. Hanya untuk mencari nyaman.
Istrimu yang dipenjara gimana kabarnya? Jadi cerai kan? Paling sudah selingkuh dengan sipir penjara, karena dulu supirnya saja diembat. Sex Maniak, sementara suaminya sudah loyo. Hahahaha.
punggung tiwas
jangan keblinger
ini era reformasi. indonesia negara terkorup pula. sistem kita lemah, saking lemahnya kalau ingin mencari kesalahan 1 polantas, pasti dapat karena pemberian uang damai begitu umum.
apalagi bupati… kalau mau dicari salahnya, pasti dapat
anda yakin Winasa jelek? dia jd tersangka korupsi saja pembangunan jembrana dapat begitu maju. skolah, pengobatan gratis. anda yakin bupati daerah lain yg sing ade ape sing korupsi? dalami lagi
kenapa pula anda menilai bupati dari hubungan keluarganya? TIDAK RELEVAN. bupati dinilai dr kinerja, pembangunan, dan indeks kebahagiaan warganya.
anda mencari pemimpin tanpa cela, saya kawatir anda akan kecewa. YUDHISTIRA saja pernah dineraka karena berjudi mempertaruhkan istri. TOH…. tetap yudistira adalah pemimpin yg baik
PNS Jembrana sudah tahu kok, bagaimana diktatornya Winasa saat itu, one man one show. Apapun maunya harus bisa, biar nabrak aturan itu urusan nanti.
Dulu yg bisa menjabat hanya orang-orang tertentu (kroninya) SKPD diciutkan seciut-ciutnya, ngepresss.., banyak yang pangkat tinggi dinonjobkan, kariernya mati hingga ajal pensiun, banyak pula yg jadi korban dan meringkuk di jeruji besi.
Lah… sekarang malah ngomongin menghambat karier pejabat, Cape’ deh.