Foto: Ketua STMIK Primakara I Made Artana S. Kom., M.M. (kanan) saat meninjau para peserta Primakara Startup Expo 2018 di Plaza Renon, Denpasar.

Denpasar (Metrobali.com)-

STMIK Primakara sebagai salah satu PTS (Perguruan Tinggi Swasta) terbaik di bidang IT (Infomasi Teknologi) di Indonesia tidak mau buru-buru untuk berubah status misalnya menjadi institut atau universitas.

Kampus IT yang baru menginjak usia lima tahun ini ingin memperkuat positioning sebagai technopreneur campus atau kampus pencetak entrepreneur atau wirausaha di bidang teknologi) yang sudah mendapatkan pengakuan nasional hingga internasional.

“Kami punya dua pilihan. Segera jadi universitas atau memperkuat positioning  yang sekarang. Kami lebih pilih ingin dikenal sebagai kampus IT yang kuat di bidang technopreneurship,” kata Founder sekaligus Ketua STMIK Primakara I Made Artana, S. Kom., M.M., ditemui di Denpasar, Senin (17/6/2019).

Artana mengungkapkan sejak awal pilihannya mendirikan STMIK Primakara juga ingin kuat di bidang IT. Maka lahirlah positioning sebagai technopreneurship campus untuk kampus IT yang beralamat di Jalan Tukad Badung No. 135 Denpasar ini.

Artana tak menampik jika perubahan status dari sekolah tinggi saat ini menjadi universitas tidaklah terlalu sulit baik dari sisi persyaratan administrasi, operasional maupun kesiapan internal STMIK Primakara.

Dari sisi persyaratan administrasi misalnya, saat ini untuk menjadi universitas lebih mudah yakni cukup punya lima progam studi (prodi) sarjana (S-1). Sementara saat ini STMIK Primakara sudah punya tiga prodi S-1 yakni Teknik Informatika, Sistem Informasi dan Sistem Informasi Akuntansi.

Jadi jika STMIK Primakara ingin mengajukan perubahan status menjadi universitas misalnya cukup menambah dua prodi lagi. Namun langkah tersebut untuk beberapa tahun ke depan bukan menjadi pilihan prioritas kampus yang sudah meraih akreditasi institusi B dengan SK No.250/SK/BAN-PT/Akred/PT/IV/2019 ini.

“Kami saat ini fokus bangun brand sebagai kampus IT yang kuat, technopreneurship campus yang mampu cetak technopreneur handal, mandiri, berdaya saing nasional dan global,” ungkap Artana yang juga Founder Kampus Alfa Prima ini.

“Kalaupun nanti kami berubah jadi universitas kami ingin saat orang-orang dengar Universitas Primakara ingatnya sebagai kampus IT yang kuat, tempatnya jadi technopreneur,” imbuh Artana.

Bangun Pusat Inovasi, Hilirisasi Hasil Penelitian

Berbagai upaya pun secara konsisten dan berkesinambungan dilakukan STMIK Primakara untuk memperkuat positioning dan branding sebagai technopreneurship campus atau kampus IT yang kuat. Salah satunya dengan membangun Pusat Inovasi STMIK Primakara.

Pusat Inovasi ini dikembangkan menjadi selevel divisi dengan menaungi tiga bidang yakni Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), Inkubator Bisnis (Inbis), serta Komersialisasi dan Fasilitasi HKI (Hak Kekayaan Intelektual).

“Jadi di STMIK Primakara ada Wakil Ketua Pusat Inovasi selain tiga Wakil Ketua lainnya,” imbuh Artana yang juga pengusaha muda visioner yang telah lebih dari 20 tahun bergerak dalam bidang IT, mulai dari Software Development, IT Consulting hingga Internet Service Provider (ISP).

Pusat Inovasi bertugas mengembangkan segala hal yang berkaitan dengan inovasi. Misalnya yang terkait dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) yakni bagaimana melakukan hilirisasi hasil penelitian.

Artinya penelitian yang dihasilkan dosen maupun mahasiswa tidak boleh hanya menjadi jurnal atau hanya dipajang di rak perpustakaan kampus. Melainkan hasil penelitian ini harus jadi karya nyata dan bernilai bisnis.

“Misalnya hasil penelitian harus bisa jadi produk bisnis, atau hak paten maupun hal lainnya yang lebih riil. Kami juga sangat serius mendorong hasil penelitian dosen agar bisa mendapatkan HKI dan beberapa sudah ada,” ungkap Artana.

Jadikan STMIK Primakara PTS Terbaik dan Terbesar di Bali

Kampus yang menjadi rujukan technopreneurship di Indonesia ini juga tengah meniti jalan menjadi PTS (Perguruan Tinggi Swasta) terbesar dan terbaik di Bali.

“Saya punya cita-cita Primakara akan jadi PTS terbaik dan terbesar di Bali dalam jangka waktu yang tidak terlalu panjang. Kalau ditanya berapa lama? Ya maksimal dalam 10 tahun ke depan,” ungkap Artana.

STMIK Primakara juga punya visi misi yang lebih besar yakni  meningkatkan kontribusi dalam penguatan ekosistem ekonomi digital di Pulau Dewata.” Ini jadi ide dan tujuan besar kami. Ekosistem ini lingkungan. Kalau lingkungannya tidak mendukung maka susah mengembangkan potensi ekonomi digital Bali,” tandas Artana.

Selaku pemimpin yang visioner, kemampuan Artana tentu tidak diragukan untuk membawa STMIK Primakara melangkah lebih jauh dan mencetak lebih banyak prestasi serta melahirkan SDM handal di bidang IT khususnya untuk menjadi technopreneur.

Kepemimpinan dan jiwa enterpreneur maupun technopreneurship Artana sudah teruji dengan berbagai prestasi dan penghargaan yang diraih pria jebolan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia  yang sangat cinta pada dunia pendidikan ini.

Diantaranya Juara I Penggerak Wirausaha Muda Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2017, CYEA (Creative Young Entrepeneur Award) dari Junior Chamber International,  Most Outstanding Development Officer dan The Best Development Officer dari JCI Asia Pacific Development Council.

Artana juga tercatat sebagai  peraih  Technopreneur Award dari Majalah M&I dan salah satu dari 40 orang berusia dibawah 40 tahun, Penggerak Masa Depan Pulau Dewata, versi Majalah M&I. (wid)