Para tahanan di Suriah pasca jatuhnya kekuasaan ISIS di kota Baghuz, Suriah timur (foto: ilustrasi).

Delapan belas tahun setelah serangan teroris 11 September 2001, pejabat veteran kontra-terorisme memperingatkan bahwa koalisi Barat membantu sejarah berulang.

Sebuah kelompok terdiri dari 13 mantan pejabat, termasuk dua mantan direktur Pusat Kontra Terorisme Nasional Amerika, mantan direktur operasi kontra-teror MI6 dari Inggris, dan mantan utusan Amerika ke koalisi guna melawan ISIS, menerbitkan sebuah surat terbuka Selasa (10/9) sore yang mendesak negara-negara Barat agar menghentikan sikap ketidakpedulian mereka dengan nasib tahanan di Suriah dan Irak.

“Kita telah menjadi saksi dari kebangkitan disertai kekerasan dari al-Qaida, Taliban, dan ISIS, kita telah meneliti kondisi yang menyebabkan kelompok ini timbul dan membiarkan mereka tumbuh sebagai kekuatan, kini kita saksikan kondisi yang sama muncul lagi.”

Khususnya, pejabat ini memfokuskan perhatian pada kamp al-Hol di Suriah timur laut, di mana sekitar 70 ribu orang ditahan selama perang melawan ISIS berlangsung.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Human Rights Watch, sekitar 11 ribu diduga adalah perempuan dan anak-anak terkait dengan anggota ISIS yang bertempur.

Meskipun ada permintaan berulang kali oleh pejabat Amerika, banyak negara Eropa enggan untuk menerima mereka kembali. [jm/em] (VOA)