Oleh : Putu Ronny Angga Mahendra (Dosen FKIP Dwijendra University Denpasar)

Denpasar (Metrobali.com)-

Hari Ibu adalah suatu momentum dari lahirnya pergerakan perempuan Indonesia yang diawali dari adanya Konggres Perempuan pertama di Yogyakarta pada 22 Desember 1928, sebagai suatu pengukuhan tekad dan kebersamaan untuk mendorong kemerdekaan Indonesia. Hakikat Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya adalah upaya untuk selalu mengingatkan seluruh rakyat Indonesia akan arti dan makna hari ibu sebagai momentum kebangkitan bangsa, dalam menggalang persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dalam gerakan perjuangan kemerdekaan.

Berdasarkan asal kata “perempuan” berarti orang yang dihormati, kata dasarnya adalah empu (per-empu-an), Empu adalah gelar kehormatan, seorang ahli, seorang yang mampu memimpin. Untuk menyebut seorang perempuan sering digunakan kata wanita (Moh.Yamin). Kata perempuan berarti mereka yang utama, dimuliakan atau dihormati.  Dari asal kata perempuan adalah keliru jika mengatakan perempuan atau  wanita sebagai manusia yang hina atau mengatakan wanita Bali tidak dihargai.

Bali merupakan salah satu daerah yang sangat menjunjung tinggi budaya dan adat-istiadatnya yang mengakar pada gerak langkah kehidupan masyarakatnya. Industri pariwisata Bali melekat erat dengan budaya Bali itu sendiri. Bertahannya industri pariwisata sebagai sektor andalan Bali karena kuatnya pelestarian budayanya.

Kondisi tidak lepas dari peran perempuan Bali dari sejak zaman dahulu, perempuan Bali dikenal tangguh dan pekerja keras. Dapat dikatakan bahwa sesungguhnya perempuan Bali yang tangguh dan pekerja keras terbentuk dari pahatan masa lalu. Perempuan Bali mempunyai peran ganda di dalam kehidupan kesehariannya yaitu peran keluarga, peran ekonomi, dan peran adat keagamaan dengan mengokohkan penerapan budaya melalui kegiatan kesehariannya.

Masa depan generasi penerus bangsa bergantung pada bagaimana seorang ibu mendidik anak-anaknya, menanamkan budaya melalui nilai-nilai hidup budi pekerti, moral dan spiritual. Saat menjadi seorang istri sekaligus partner dalam menjalankan rumah tangga, perempuan Bali juga menanamkan budaya melayani, menghormati, dan mendukung suami dalam segala hal, begitu pula ketika menjadi anak, perempuan Bali menunjukkan sikap melayani dan berbakti kepada orang tua maupun mertua.

Dapat dikatakan bahwa peran keluarga yang dijalankan oleh perempuan Bali sangat vital. Mereka mampu memberi pahatan yang menjadikan generasi penerus memiliki sikap integritas, tangguh, penuh tanggung jawab, serta peka lingkungan, sehingga diharapkan akan mampu menjadi sumber daya (resources) yang tanggap dan cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Perempuan Bali masa kini  adalah perempuan yang menyadari bahwa mereka memiliki akses dan kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam memproleh sumber daya, seperti akses ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya. Begitu juga dalam hal pengasuhan anak di keluarga, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan harus didukung oleh semua pihak.

Peringatan Hari Ibu diharapkan mampu sebagai momen penting untuk mendorong segenap stakeholders untuk memberikan perhatian, pengakuan, akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai bidang sektor pembangunan. Hal ini akan mampu memberikan sebuah keyakinan besar bahwa perempuan akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan sebagai agen perubahan (agent of change) terlebih di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini.

Pandemi Covid-19 menempatkan perempuan dalam situasi yang lebih rentan. Hal ini tertuang dalam hasil survei dari UN Women yang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 telah memperparah kerentanan ekonomi perempuan dan ketidaksetaraan gender, serta dapat mengancam upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s).

Situasi yang serba sulit ini ternyata tidak menghentikan langkah perempuan-perempuan Indonesia untuk hadir di garda terdepan. Perempuan turun dan menjadi penggerak sosial dengan membangun kesadaran masyarakat di berbagai daerah, dan turut serta menyediakan makanan bagi warga yang terdampak ekonomi dan alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan. Perempuan juga mengambil peran penting dalam memerangi Covid-19 dengan menjadi tenaga kesehatan, ilmuwan/peneliti, dan penjaga bagi keluarganya sendiri.

Sementara itu pandemi covid-19 yang melanda Indonesia sejak bulan Maret 2020 hingga saat ini dan negara-negara lain di dunia, memperlihatkan sisi lain perjuangan perempuan di Indonesia dalam menyetop penyebaran covid-19. Mulai dari membimbing keluarga saat berada di rumah, menjadi tulang punggung bagi keluarga hingga menjadi garda terdepan penyembuhan Covid-19 sebagai dokter dan perawat.

Tak jarang perempuan memiliki peran ganda sekaligus. Perempuan sebagai ibu harus memastikan anak-anak dan seluruh anggota keluarganya tetap berada di rumah dan membuat suasana nyaman. Perempuan yang bergerak dalam bidang UMKM juga berperan menyediakan kebutuhan selama pandemi. Perempuan juga berperan besar dalam penerapan protokol kesehatan keluarga pada masa pandemi covid 19.

Peranan Perempuan dalam mewujudkan Indonesia Maju yang dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia dengan masih adanya perempuan yang mengalami kekerasan, perlakukan diskriminatif, dan lain-lain. Kondisi tersebut memerlukan berbagai strategi, pelibatan semua unsur masyarakat dan multistakeholder sangat diperlukan, termasuk peran laki-laki dalam kampanye-kampanye/gerakan yang mendukung pencegahan kekerasan, dan pencapaian kesetaraan gender. He for She menjadi salah satu komitmen global yang harus digelorakan sampai akar rumput dalam setiap dimensi kehidupan.

Selamat Hari Ibu untuk semua Perempuan Hebat Indonesia…

Ingat Pesan Ibu “Mencuci Tangan, Memakai Masker, dan Menjaga Jarak”