Denpasar (Metrobali.com)-

Perekam video kekerasan geng motor di Bali hingga kini belum ditemukan polisi. “Di TKP saat itu ada sembilan orang termasuk korban, tiga orang lagi masih dalam pencarian karena pelaku perekamnya belum kami temukan,” kata Kepala Humas Polresta Denpasar Ajun Komisaris Ida Made Sarjana di Denpasar kemarin.

Saat ini, polisi telah menetapkan lima orang tersangka dalam kasus tersebut. Kelima orang ini adalah anggota geng motor yang menamakan diri Cewek Macho Performance itu. Adapun korban penganiayaan adalah KA, 16 tahun yang juga anggota geng itu.

Saat ini kelima tersangka masih berada di kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan. Mereka didampingi oleh Lembaga Perlindungan Anak Bali. Saat pemeriksaan anggota dewan Bali juga sempat menemui mereka.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika, saat dikonfirmasi soal kekerasan dan pelecehan yang dilakukan remaja putri Bali menyatakan sangat  prihatin dengan fenomena itu. Tindakan ini bukan kriminal biasa. Tindakan ini dilakukan oleh remaja. Ini harus diusut tuntas. Bahkan, orang tua yang bersangkutan juga ikut diajak turut membina anak-anaknya.

Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Bali Made Sumiati menambahkan anak-anak ini akan mendapat pembinaan dan bagi yang tidak sekolah akan diikutkan Kejar Paket. “Permasalahan kenakalan remaja itu ada di mana-mana,” kata dia.

Adapun Lembaga Perlindungan Anak telah berkoordinasi dengan pengadilan jika kelak tersangka ditahan agar tidak satu di sel  tahanan dewasa. “Karena mereka masih di bawah umur, jadi kami mengajukan agar mereka nantinya dibawa ke sel tahanan anak di Karangasem,” kata Titik Suhariyanti, Sekretaris LPA Bali.

Video kekerasan geng motor yang diunggah lewat berbagai situs sosial media dan Youtube ini membuat heboh warga Bali. Dalam rekaman video itu, terlihat KA yang menjadi korban dikerubuti oleh rekan-rekannya. Seorang temannya menempeleng KA beberapa kali. Seorang remaja putri lainnya terlihat menjambak rambut. Baju dan celana KA kemudian mereka gunting hingga KA tampak setengah telanjang. Aksi ini berhenti setelah seorang ibu-ibu melihat kejadian tersebut. MB1