Keterangan foto: Sabtu 23 Maret 2018 ForBali (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa) bersama Pasubayan Tolak Reklamasi kembali menggelar aksi Parade Budaya/MB

Denpasar, (Metrobali.com) –

Sabtu 23 Maret 2018 ForBali (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa) bersama Pasubayan Tolak Reklamasi kembali menggelar aksi Parade Budaya. Aksi yang dimulai Pukul 15.00 ini dimulai dengan longmarch dari parkir timur renon lalu kemudian dilanjutkan dengan mengitari jalan raya Puputan dan menuju kantor DPRD Bali. Di depan kantor DPRD Bali massa membentangkan spanduk besar dengan panjang 10 meter x 3 meter yang bertuliskan “Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Batalkan Perpres 51 tahun 2014. Hal tersebut dimaksudkan agar memberikan sinyal kepada para wakil rakyat atau Anggota DPRD agar serius bersikap dan melakukan tindakan kongkrit atas janji-janji politik yang sebelumnya pernah dikatakan saat kampanye.

Wayan Gendo Suardana koordinator ForBali yang ditemui saat aksi berlangsung menjelaskan bahwa aksi ini merupakan aksi perdana penolakan reklamasi Teluk Benoa di tahun 2019. Aksi ini juga merupakan respon terhadap ijin lokasi yang diterbitkan Menteri Susi Pudjiastuti 25 Desember 2018 lalu yang diberikan terhadap investor yang sama yakni PT.TWBI. “Adanya ijin lokasi yang baru merupakan cerminan sikap pemerintah yang tidak berpihak terhadap gerakan rakyat, terlebih kita tidak tahu bahwa ijin lokasi ini prosesnya dari nol atau tidak” tungkasnya. Sebab jika ijin lokasinya baru mesti melalui proses dari nol sesuai dengan logika hukumnya.

Menteri Kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti melakukan pembelaan yang sangat normatif. Ia acapkali mengatakan bahwa mengeluarkan ijin lokasi merupakan hal prosedural yang harus ia lakukan. Namun dalam kontek ini Genodo mengatakan “Kami membutuhkan Menteri sebagai pemegang kebijakan yang bukan sebagai administratur semata yang hanya mengecek kesesuian tata ruang lalu memberi stempel. Bukan itu” tungkasnya.  Seharusnya Susi Pudjiastuti melakukan pengujian saat akan menerbitkan ijin lokasi di Teluk Benoa serta melakukan tindakan diskresi terhadap kewenangannya, apakah reklamasi Teluk Benoa itu urgent atau tidak namun saat ini itu tidak ada pada Susi.

DCIM100MEDIADJI_0915.JPG

Jerinx Superman Is Dead yang juga hadir pada aksi kali ini juga mengatakan bahwa  aksi ini merupakan teguran terhada Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti terhadap ijin lokasi yang terbitkan 25 Desember lalu. Selain itu Jerinx juga mengkrtisi sikap Gubernur Bali Wayan Koster yang sampai detik ini tidak mau mebuka surat yang sempat ia kirimkan kepada Presiden Joko widodo. “Apabila memang benar Gubernu Bali Wayan Koster serius menolak reklamasi, harusnya ia berani membuka isi suratnya kepada publik” tendasnya.

Terkait Ijin lokasi reklamasi yang diterbitkan Susi Pudjiastuti Gendo Suardana juga menambahkan bahwa jika ijin lokasi yang diterbitkan Susi Pudjiastuti ini merupakan ijin lokasi perpanjangan dan tidak melalui proses dari awal atau dari nol maka hal ini merupakan preseden hukum yang buruk.

Disamping itu Gendo Suardana juga menjelaskan bahwa dalam skala lokal pada pilkada sebelumnya hampir semua partai menyatakan diri menolak reklamasi Teluk Benoa. Aksi ini juga merupakan pelajaran agar tidak menjadi kebiasaan saat pilkada atau pemilihan-pemilihan elektoral partai-partai menyatakan menolak reklamasi Teluk Benoa, bahkan ada juga yang membuat pakta integritas atau ada juga politisi yang sampai turun aksi.

Gendo Menegaskan “Apabila ini dibiarkan maka ini juga merupakan preseden buruk, sebab rakyat hanya diberi janji-janji saja seolah-olah mereka menolak reklamasi tanpa ada sikap yang riil” tegasnya sehingga dalam aksi ini juga merupakan tekanan dalam konteks politik lokal bahwa dimana partai-partai yang pernah membuat pakta integritas penolakan reklamasi atau partai yang sewaktu pilkada menyatakan tolak reklamasi Teluk Benoa agar melakukan tindakan politik yang riil seperti misalnya mendorong upaya-upaya politik entah dengan mekanisme rapat paripurna atau membentuk pansus yang sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya.

Aksi Parade Budaya dimeriahkan oleh Orasi para basis penolak reklamasi Teluk Benoa, Tarian Barong dari Banjar Tatasan Kaja serta penampilan jamming dari musisi Jangkar Kuta. Setelah itu ditutup dengan penampilan terakhir dari The Dissland yang memainkan lagu-lagu membakar semangat agar terus berjuang sampai Teluk Benoa Menang. Sesusai itu massa kembali ke parkir timur dan membubarkan diri dengan tetib dan rapi.

Sumber: ForBALI