Atap Pasar Ambruk
Buleleng (Metrobali.com)-
Pasar Buleleng yang merupakan pasar tertua di Singaraja ini, kondisi gedungnya sungguh memperihatinkan. Bagaimana tidak, pasalnya atap pasar terbuat dari genteng ini, kayunya pada rapuh sepanjang 50 meter. Malahan atap yang paling ujung selatan sudah ada yang roboh. Yang membuat miris adalah kondisi atap pasar yang rusak, berlangsung bertahun-tahun. Akibatnya, para pedagang dan pembeli yang beraktivitas di pasar tersebut merasa ketakutan melintas di bawahnya. Takut, sewaktu-waktu atap pasar ambruk. Sehingga muncul pertanyaan, kerusakan atap pasar tidak diperbaiki, apakah lantaran tidak memiliki anggaran atau memang tidak ada dana pemeliharaan gedung pasar ?
Dari hasil investigasi metrobali.com di lokasi pasar Buleleng, kondisi atap pasar yang rusak sudah menjadi buah bibir para pedagang dan pembeli sejak lama. Sehingga terkesan acuh tak acuh bila berbicara mengenai kerusakan atap pasar.
Salah seorang pedagang di pasar Buleleng, Sidi (54), Mingggu (21/11) mengungkapkan pasar Buleleng direnovasi pembangunannya pada waktu Bupati Ginantra, selanjutnya seiring berjalannya waktu terjadi pergantian bupati dari Wirata Sindhu, Putu Bagiada hingga Putu Agus Suradnyana atap pasar mengalami kerusakan.”Sudah lama rusaknya atap pasar ini, mungkin sudah belasan tahun. Anehnya, kerusakan atap pasar ini dibiarkan begitu saja. Saya ngeri bila melihat kondisi atap pasar yang kayunya sudah rapuh” ucapnya.”Dibawah atap pasar yang rusak itu, terdapat lima kios. Satu kios pernah dijadikan kantor oleh kepala pasar. Sedangkan kios lainnya yang ditempati pedagang, malahan para pedagang tidak berani menempatinya dan lebih memilih berjualan di lantai satu” imbuh Sidi yang berjualan dipasar Buleleng sudah puluhan tahun itu. GS-MB