Karang Taruna Kota Denpasar Gelar Lomba Gapura “Go Green”

lomba-gapura-2

Denpasar, (Metrobali.com)-

Untuk meningkatkan seni dan kreativitas di kalangan masyarakat, pelajar dan  Sekaa Teruna,  Karang Taruna Kota Denpasar menggelar lomba Gapura Tahun 2016 yang terbuat dari sampah daur ulang plastik dengan tema Go Green. Hal ini diungkapkan Ketua Karang Taruna Kota Denpasar, Ngurah Aryawan disela-sela mendampingi Walikota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra meninjau lomba gapura Go Green , Selasa (15/11) di Desa Tegal Harum, Kecamatan Denpasar Barat.

Lebih lanjut ia mengatakan, sejatinya kegiatan lomba ini merupakan tindak lanjut apa yang menjadi komitmen dari  Walikota Denpasar yakni menciptakan Denpasar bersih dan hijau serta bebas dari sampah plastik. Dimana paradigma yang berkembang di masyarakat, sampah yang dulunya dijauhi sekarang sampah bisa dijadikan barang yang mempunyai nilai seni yang tinggi.

“Dalam hal ini kita menggunakan realitas bahwa sampah tersebut tidak menjadi musuh akan tetapi sahabat buat kita, tidak saja menjadikan barang yang memiliki nilai seni yang tinggi seperti gapura, namun bagaimana kita bisa mengolah sampah tersebut sehingga benar-benar memiliki nilai seni yang tinggi,” kata Ngurah.

tinjau-lomba-gapura

Dicontohkannya, bahwa dahulu para pejuang berperang melawan penjajah, akan tetapi saat ini sebagai generasi muda dan generasi penerus kita berperang melawan sampah, generasi muda harus terbangun dengan hati untuk membangun Kota Denpasar bersih dan hijau. Lomba ini diikuti 50 peserta yang meliputi instansi, umum, dan sekolah dengan hadiah 3 terbaik memperoleh masing-masing dana Rp 10 juta.   

Walikota Rai Mantra dalam kesempatan tersebut mengapresiasi dan menyambut baik lomba yang diselenggarakan oleh Karang Taruna Kota Denpasar. “Dari lomba ini diharapkan semua lapisan masyarakat bisa sadar dan mampu memahami arti dari kebersihan. Jika sampah plastik diolah dengan baik yang disertai dengan sentuhan seni, maka akan menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai seni yang tinggi pula, begitupun kalau sampah plastik bisa dimanfaatkan dengan baik maka akan menghasilkan nilai rupiah yang tinggi pula,” pungkas Rai Mantra.

Sementara salah seorang arsitek gapura, Made Genjol mengaku senang bisa mengikuti lomba gapura ini, selain untuk meningkatkan seni dan kreativitas juga untuk suatu pembelajaran bagi masyarakat sejauhmana mereka bisa peduli akan sampah. Untuk mengerjakan gapura tersebut, ia membutuhkan waktu 2 minggu dengan dibantu oleh 6 orang, dari segi dana gapura ini menghabiskan dana 4,5 juta. Kemudian ketika ditanya hambatan yang dihadapi untuk membangun  gapura dengan bahan daur ulang sampah yakni dari segi pengguntingan bahan saja, selebihnya dibutuhkan rasa kesabaran. NGURAH-MB