Peserta1
Denpasar (Metrobali.com)-

Guna mempercepat penuntasan kemiskinan, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta minta masyarakat menjauhi judi. Menurutnya, tak ada orang yang menjadi kaya karena judi. Sebaliknya, pada banyak kasus, judi justru membuat orang jatuh miskin. Penegasan itu disampaikannya  pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Minggu (12/7).

Selain menimbulkan persoalan ekonomi, judi juga kerap memicu masalah sosial lain seperti kehancuran rumah tangga. “Kalau sudah mabok judi, semua harta benda bisa ludes,” ujarnya.

Masih dalam konteks pengentasan kemiskinan, Sudikerta juga mengajak masyarakat mengubah mindset. Kata dia, miskin itu bukan keturunan. Jika ada kemauan untuk bekerja keras dan berusaha, setiap orang punya kesempatan untuk keluar dari zona kemiskinan. Sejalan dengan itu, Pemprov Bali melalui berbagai programnya akan tetap menjadi stimulan bagi upaya pengentasan kemiskinan. Dia pun berharap dukungan dan peran serta aktif dari masyarakat untuk menyukseskan berbagai program Bali Mandara. “Pengentasan kemiskinan tetap menjadi prioritas dalam program Bali Mandara. Berbagai program akan berhasil jika mendapat dukungan dari masyarakat luas,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Sudikerta kembali menggugah kepekaan masyarakat agar membantu mereka yang membutuhkan. “Yang kaya jangan kikir, jika ada tetangga kurang mampu, tolonglah dibantu,” pintanya. Menurut dia, bantuan bukan hanya sebatas materi. Namun bisa dalam bentuk pemikiran atau tenaga.

Selain bicara soal pengentasan kemiskinan, Sudikerta juga menyinggung pembangunan infrastruktur yang tengah digarap Pemprov Bali. Guna mendukung pelaksanaan program JKBM, Pemprov Bali akan membangun Rumah Sakit bertaraf internasional yang diharapkan dapat segera terealisasi. Selain itu, pada tahun 2016 Bali mendapat alokasi dana pusat sebesar Rp. 457 milyar untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Peningkatan kualitas infrastruktur jalan juga menjadi perhatian Pemprov Bali karena hingga saat ini kerusakan jalan provinsi masih ada pada kisaran 18 persen.

PB3AS minggu ini dimanfaatkan oleh enam pembicara. Diawali oleh Wenten Ariawan yang berorasi tentang perlunya upaya memperluas lapangan kerja. Selanjutnya ada Setiawan dari Bongkasa yang menyoroti kerusakan jalan di Jalur Poyan menuju Petang. Selain itu, dia juga menghimbau masyarakat agar memelihara anjingnya dengan baik guna mencegah penyebaran rabies. Belum beroperasinya Terminal Mengwi dan bantuan sosial yang kurang tepat sasaran juga disinggung Setiawan dalam orasinya.

Lanang Sudira yang tampil berikutnya bicara soal makna Hari Raya Galungan. Dia berharap, Galungan yang dimaknai sebagai kemenangan dharma melawan adharma juga berimplikasi pada proses penegakan hukum di Daerah Bali. Dia juga mengusulkan pembangunan sebuah helipad untuk mendukung padatnya kegiatan kenegaraan di Bali.

Sementara Wayan Mariyana Wandira menyoroti krisis air di Denpasar serta kelulusan SD/SMP yang hanya mengejar angka dan cenderung mengabaikan kualitas. Dia juga mempertanyakan nasib 700 eks karyawan Tiara Grosir yang hingga kini belum jelas.

Dede ‘Pak Ogah’ dan Putu Widana sebagai dua pembicara terakhir membahas tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan infrastruktur jalan. Selain itu, Widana juga menyampaikan informasi soal matinya lampu penerangan di Jalan Tukad Barito dan Tukad Pancoran. Dia berharap hal ini menjadi perhatian pihak terkait. AD-MB