Denpasar (Metrobali.com)-

Andil subsektor tanaman perkebunan rakyat dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) di Bali meningkat 1,24 persen dari 110,63 persen pada Juli menjadi 112 persen pada Agustus 2013.

“Kondisi tersebut berkat naiknya indeks yang diterima petani sebesar 1,64 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks yang dibayar petani 0,40 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, I Gede Suarsa di Denpasar, Jumat (6/9).

Ia mengatakan, kenaikan indeks yang diterima petani didorong oleh naiknya harga komoditas coklat biji sebesar 4,17 persen, kopi 2,34 persen dan kelapa 1,82 persen.

Sementara indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,40 persen karena naiknya indeks konsumsi rumah tangga 0,48 persen.

Suarsa menambahkan, subsektor tanaman perkebunan merupakan salah satu dari lima subsektor yang berperan terhadap pembentukan NTP Bali. Dari lima subsektor itu empat di antaranya termasuk perkebunan yang mengalami peningkatan.

Tiga subsektor lainnya tanaman pangan, peternakan dan subsektor perikanan. Satu-satunya yang mengalami penurunan adalah hortikultura sebesar 1,61 persen.

NTP Bali pada Agustus 2013 sebesar 106,66 persen meningkat 0,02 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 106,64 persen. Kondisi itu menunjukkan posisi daya tukar petani Bali masih berada di atas rata-rata NTP nasional yang tercatat 104,32 persen pada bulan yang sama, ujar Gede Suarsa. AN-MB