Tripoli, Lebanon, (Metrobali.com) –

Orang-orang bersenjata bertopeng yang naik sepeda-motor Kamis membunuh seorang prajurit Lebanon di Tripoli, kota yang dilanda bentrokan-bentrokan sektarian terkait dengan konflik di Suriah, kata militer.

Fadi Jbaili, seorang Sunni yang berasal dari kota pelabuhan di Lebanon utara itu, ditembak di daerah Boulevard ketika ia berjalan menuju tempat kerjanya sekitar pukul 06.15 (pukul 11.15 WIB).

“Ia cedera serius dan kemudian tewas akibat luka-lukanya,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

Tripoli dilanda gelombang kekerasan antara mayoritas Sunni, yang mendukung pemberontakan di Suriah, dan minoritas Syiah Alawite pro-Presiden Bashar al-Assad.

Insiden Kamis itu merupakan kasus keempat dimana seorang prajurit dibunuh dengan cara demikian di kota tersebut sejak Februari, namun para pejabat masih belum mengetahui motifnya.

Seorang pejabat keamanan mengatakan kepada AFP, seorang “warga Suriah yang dituduh terlibat” ditangkap setelah ditemukan bersembunyi di sebuah bangunan dekat lokasi penembakan.

Insiden itu terjadi sehari setelah orang-orang bersenjata membunuh seorang Alawite, yang menyulut bentrokan sektarian baru yang menewaskan anak laki-laki berusia 11 tahun di sebuah daerah Sunni.

Ketegangan meningkat di Lebanon terkait konflik Suriah, setelah kelompok Hizbullah mengumumkan dukungannya dan mengirim pasukan untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menumpas pemberontak Suriah.

Meski Lebanon secara resmi netral dalam perang di Suriah, negara itu terpecah antara pendukung Assad dan pendukung pemberontak Suriah.

Damaskus mendominasi Lebanon secara militer dan politik selama hampir 30 tahun hingga 2005.

Pada 18 Agustus 2013 lima roket mendarat di dan sekitar kota Hermel, sebuah pangkalan Hizbullah di Lebanon timur.

Hermel dan daerah-daerah lain di Lebanon timur, yang menjadi pangkalan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, diserang sejumlah roket dari Suriah dalam beberapa bulan ini.

Serangan roket terakhir itu terjadi tiga hari setelah ledakan bom mobil di pangkalan Hizbullah di Beirut selatan menewaskan 27 orang.

Menurut laporan Reuters, sebuah kelompok Sunni yang menamakan diri Brigade Aisha mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom pada 15 Agustus itu dan berjanji melancarkan operasi lebih lanjut terhadap Hizbullah.

Penduduk di Beirut selatan mengatakan bahwa Hizbullah, kelompok pejuang yang didukung Iran dan Suriah, siaga tinggi dan meningkatkan pengamanan di daerah itu setelah peringatan dari pemberontak Suriah mengenai kemungkinan pembalasan karena dukungan mereka bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Kekerasan sektarian yang disulut oleh konflik Suriah juga terjadi di Lembah Bekaa dan kota-kota Laut Tengah, Tripoli dan Sidon, yang mencerminkan bahwa ketegangan sektarian baru menyebar di Timur Tengah.

Muslim Sunni di Lebanon mendukung pemberontak di Suriah, sementara penduduk Syiah mendukung Assad, bagian dari minoritas Alawite, cabang dari Syiah.

Pemimpin Hizbullah Nasrallah telah berjanji, kelompoknya akan terus berperang membela Assad setelah mereka memelopori perebutan kembali kota strategis Qusair pada Juni.

(Ant) –