Denpasar (Metrobali.com)-
 Penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 3,68 dan kelompok sandang 0,56 persen memicu terjadinya deflasi di Kota Denpasar sebesar 0,66 persen pada bulan Mei 2013.

“Deflasi tersebut juga akibat menurunnya kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,18 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Senin (3/6).

Laju inflasi tahun kelender Januari-Mei 2013 sebesar 2,91 persen dan laju inflasi “y-on-y” yakni Mei 2013 terhadap Mei 2012sebesar 5,43 persen.

Sedangkan kelompok barang/jasa yang mengalami peningkatan indeks meliputi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,19 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,19 persen.

Gede Suarsa menambahkan, komoditas yang mengalami penurunan harga selama bulan Mei 2013 antara lain bahan makanan seperti bawang merah, bawang putih, cabe rawit, telur ayam ras, cabe merah dan pisang.

Penurunan harga juga terjadi pada perhiasan emas, telepon seluler dan tarif angkutan udara. Sedangkan komoditas yang mengalami peningkatan harga antara lain tarif listrik, tarif sewa rumah, wortel, ayam goreng, daging ayam ras dan nasi.

Dari 66 kota di Indonesia yang menjadi sasaran survei, 43 kota di antaranya mengalami deflasi dan 23 kota lainnya mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Mataram 1,03 persen dan terendah di Pekanbaru 0,01 persen. Inflasi terjadi di Ambon sebesar 2,25 persen dan inflasi terendah terjadi di Bogor sebesar 0,01 persen.

“Jika diurut dari deflasi tertinggi, Kota Denpasar menempati urutan keenam dari 43 kota di Indonesia yang mengalami deflasi,” ujar Gede Suarsa. INT-MB