Denpasar (Metrobali.com)-

Ratusan pengusaha tahu dan tempe yang terhimpun dalam Koperasi Tahu-Tempe Indonesia Denpasar tidak akan ikut mogok kerja pada 9-11 September 2013 sebagaimana imbauan Kopti pusat.

“Hal itu sesuai aspirasi anggota untuk ikut menjaga stabilitas keamanan Bali dalam menyukseskan ‘Miss World’ dan KTT APEC,” kata Ketua Kopti Makmur Denpasar Bambang Haryadi didampingi Wakil Ketua Achmad Saleh di Denpasar, Jumat (6/9).

Ia menjelaskan bahwa imbauan Kopti pusat itu untuk menyikapi meroketnya harga kedelai dari Rp7.200 sekarang menjadi Rp9.500 per kilogram itu untuk sementara diabaikan saja.

Selain dengan alasan mendukung stabilitas keamanan Bali terkait pelaksanaan kegiatan internasional juga dilatarbelakangi para pengusaha dan perajin tahu-tempe akan mengalami kerugian besar.

“Atas kesepakatan sebagian besar dari 185 anggota yang disampaikan lewat pesan singkat (SMS) tidak akan melakukan mogok kerja,” ujar Bambang.

Kesepakatan untuk tidak mogok kerja pengusaha tahu tempe di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan sekitarnya itu berbeda dengan ungkapan mantan Kopti Makmur Denpasar Haji Sutrisno sebelumnya bahwa ratusan pengusaha tahu tempe di Bali akan ikut mogok kerja.

“Terus terang imbauan dan ajakan Kopti pusat untuk mogok kerja selama tiga hari, 9-11 September 2013 baru kami terima tadi pagi dalam bentuk surat yang amplopnya sudah dibuka,” tutur Bambang Haryadi.

Pihaknya segera akan menghubungi Kopti pusat untuk menyampaikan aspirasi para anggota Kopti Makmur Denpasar sebagai upaya mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Mudah-mudahan tidak ada sanksi bagi anggota Kopti yang tidak mogok kerja,” harap Bambang Haryadi yang terpilih sebagai ketua menggantikan H Sutrisno yang telah mengundurkan diri sejak 17 Juni 2013. AN-MB