Denpasar (Metrobali.com)-

Para pengusaha pemula di Bali belum mampu mengelola keuangan secara baik sehingga mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya.

“Banyak pengusaha muda yang belum mampu mengelola keuangan dan manajemen dengan baik sehingga pengembangan usahanya terkendala,” kata Cok Istri Agung Widyawati selaku Manajer Klinik Koperasi dan UKM, Dinas Koperasi Provinsi Bali, di Denpasar, Selasa (21/5).

Menurut dia pengelolaan yang kurang baik itu menghambat upaya wirausahawan tersebut untuk mendapatkan tambahan modal dari pihak perbankan.

Biasanya perbankan membutuhkan laporan keuangan dari UKM yang ingin mengajukan pinjaman uang, tetapi para pengusaha tersebut kesulitan memenuhinya.

“Hal itu karena para pengusaha baru tersebut tidak membuat catatan pemasukan dan pengeluaran secara baik, bahkan terkadang ada yang mencampurkan hasil usaha dengan dana pribadi. Seharusnya tidak seperti itu,” ujarnya.

Dia berpendapat, kelemahan tersebut dapat diatasi dengan memberikan mereka tenaga konsultan yang akan mendampingi untuk mengelola usahanya dengan baik dari perencaaan sampai hasil.

“Mereka sangat perlu didampingi tenaga konsultan pendamping bisnis untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan dan manajemen,” ucapnya.

Jumlah pendamping yang ideal adalah satu konsultan mampu membina 10 usaha kecil dan menengah serta dua koperasi.

Saat ini memang cukup banyak terdapat konsultan baik perorangan maupun berbentuk perusahaan, namun belum ada sinergi yang cukup baik.

“Kami akan bersinergi dengan para akademisi, konsultan, pemerintah dan UKM supaya terdapat pola yang tepat dalam mengatasi permasalah yang terjadi dalam mengembangkan kualitas para pengusaha pemula,” ujarnya. INT-MB