Penglingsir Puri Peguyangan Gung Widiada Berikan Bingkisan Beras di Banjar Tek-Tek, Semangati Warga Jangan Menyerah Hadapi Pandemi

Foto: Penglingsir Puri Peguyangan Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Widiada melalui tim relawan menyerahkan bingkisan beras di Banjar Adat Tek-Tek, Sabtu (4/7/2020).

Denpasar (Metrobali.com)-

Penglingsir Puri Peguyangan Denpasar Anak Agung Ngurah Gede Widiada bertepatan dengan Hari Suci Saraswati, Sabtu (4/7/2020) menyapa semeton warga Banjar Adat Tek-Tek, Desa Adat Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar.

Tokoh Puri yang akrab disapa Gung Widiada ini sekaligus menyerahkan bingkisan beras sebagai wujud kepedulian di tengah upaya bersama menangkal penyebaran  virus Corona  atau Covid-19 dan dampak virus ini yang telah dirasakan bersama.

Total ada 155 bingkisan beras masing-masing 5 kilogram yang diserahkan kepada 155 KK atau semua warga Banjar Tek-Tek. Bantuan beras ini disalurkan lewat para relawan dan Kelian Banjar Tek-Tek.

“Sebagai Penglingsir Puri, saya turun ke akar sosial dan kultural Puri sekaligus memberikan bingkisan beras kepada seluruh KK Banjar Tek-Tek. Kami doakan supaya semeton banjar di Hari Saraswati tetap kuat imannya dan sehat selalu,” kata Gung Widiada yang juga Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar ini.

Selain di Banjar Tek-Tek, Gung Widiada juga menggelontorkan bingkisan beras bagi guru-guru yang mengajar di Niti Mandala Club (Sekolah Non Formal bagi anak yatim-piatu). Untuk awal Juli ini total ada 1 ton beras yang dibagikan ke warga.

Gung Widiada dan tim relawan juga terus memberikan edukasi kepada warga agar taat, patuh dan disiplin menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dan memasuki kebiasaan Hidup Baru (New Normal).

Seperti tetap memakai masker, jaga jarak minimal 1 meter, menjalankan pola hidup bersih dan sehat seperti rajin cuci tangan, jangan pegang mata, hidung dan ulut sebelum cuci tangan.

“Saya sebagai Anggota Dewan peduli pada masyarakat, hadir pada akar sosial kultural, tapi saya tidak bawa misi politik. Tujuan utamanya membangun kesadaran masyarakat agar mereka taat menjalankan protokol kesehatan,” kata Gung Widiada.

“Kita tidak boleh menyerah dan lengah pada situasi ini. Ini cobaan yang cukup berat, tanpa kesadaran penuh warga Banjar efek penyebaran tentu tidak bisa kita tangkal dan kurangi,” imbuh Ketua Fraksi NasDem-PSI DPRD Kota Denpasar ini.

Ia menambahkan edukasi yang gencar dan berkelanjutan juga menjadi kunci dan sangat penting terus dilakukan agar masyarakat semakin paham dengan karakteristik virus Corona atau Covid-19 dan lebih paham soal pencegahannya. Karenanya semua tokoh masyarakat harus berperan aktif agar pandemi Covid-19 segera berlalu.

“Bali basis kekuatan masyarakatnya di Banjar, di Desa Adat. Memang tampak jenuh, menjemukan karena kita sudah capek tapi jangan menyerah. Harus dibentuk kader-kader yang memahami karakteristik virus ini,” tegasnya.

Wakil Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Bali ini juga mengingatkan bahwa tidak ada garansi Covid-19 akan hilang. New Normal jangan dianggap Covid-19 selesai. Apalagi mobilitas masyarakat sangat tinggi di Denpasar dan angka kasus positif juga terus melonjak.

“Susah juga kalau tidak ada tindakan tegas. Masyarakat harus lebih cerdas dan peduli pada kesehatan dirinya dan juga pada lingkungannya,” ajak Gung Widiada.

Kesadaran kolektif inilah yang penting. Apalagi perawatan Covid-19 ini tergolong mahal, bagaimana pemerintah mampu dalam jangka panjang menyediakan anggaran jika kasus angka positif semakin melonjak tinggi. Belum lagi persoalan dampak ekonomi yang tidak bisa terselesaikan dalam waktu dekat.

“Penyebaran Covid-19 belum mampu dilandaikan, kondisi ekonomi lesu, kesadaran dan disiplin masyarakat melemah. Kalau ini terus berlangsung lama maka sangat bahaya. Pemerintah punya tanggung jawab tapi masyarakat harus punya kesadaran kolektif,” pungkas Gung Widiada.

Kelian Banjar Adat Tek-Tek, Wayan Bajra Winarta mengapresiasi kepedulian dan bantuan yang diberikan Gung Widiada selaku penglingsir Puri Peguyangan. Terlebih memang secara historis, Puri Pengurangan merupakan pengayom warga sekitar.

“Kami edukasi warga sesuai arahan pemerintah jalankan protokol kesehatan. PKM (Pembatasan Kegiatan Masyarakat) hampir 24 jam, dan masih PKM sampai 15 Juli 2020,” terang Winarta. (wid)