Keterangan foto: Pengerajin topeng, Made Candra,43, asal Banjar Puaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati/MB

Gianyar, (Metrobali.com) –

Pengerajin topeng, Made Candra,43, asal Banjar Puaya, Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar di tengah pandemi covid 19 saat ini tetap bekerja. Meski penjualan topengnya menurun drastis, ia tetap membuat stok topeng untuk menyongsong new normal. Hal itu ia jelaskan saat ditemui di warungnya, Selasa (7/7/2020).

Dalam kesempatan itu ia menyampaikan dalam pengerjaan satu buah topeng menghabiskan waktu lima hari. Selain topeng, ia juga membuat perlengkapan topeng lainnya. Mulai dari rambut, gelung sampai memperbaiki beberapa bagian topeng yang proses finishing. “Sekarang hanya buat stok saja untuk persiapan dijual new normal. Karena semenjak pandemi satu hingga dua topeng saja yang laku,” paparnya.

Sementara untuk bahan dasar topeng berupa kayu yang dipergunakan, Candra mengaku ada di rekannya yang masih satu banjar. Sementara di rumahnya, ia hanya menerima setengah jadi dan dibentuk sesuai ukuran pesanan jika ada yang memesan. “Soalnya untuk mencari topeng yang digunakan menari harus mencari bentuk mukanya yang pas dengan pemesan. Mencari bentuk mukanya ini kadang-kadag sulit,” sambungnya.

Candra menambahkan di warungnya tersedia beberapa bentuk topeng dan perlengkapa menari lainnya. Mulai dari topeng pragina, penasar, wijil, topeng keras, topeng tua, topeng sidakarya, topeng munju hingga topeng penamprat. Untuk pembuatannya pun diakuinya memerlukan keahlian khusus jika membuat bentuk sesuai pesanan, sebab topeng yang akan dipergunakan agar menyatu dengan penarinya.

“Kalau taksu biasanya langsung dari penarinya sendiri, sebab kalau sudah penarinya memiliki taksu topeng apapun yang diperankan akan nampak hidup narinya. Selain itu juga harus gemar dan giat berlatih,” tandasnya.