ILUSTRASI UKM Ilustrasi

Jakarta (Metrobali.com)-

Pengamat perkoperasian Teguh Boediyana mengatakan pelaku UKM dalam kesendirian tidak akan mampu melawan globalisasi menjelang Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, sehingga mereka harus berkoperasi agar memiliki daya saing tinggi.

“Koperasi harus menjadi salah satu opsi untuk menyatukan UKM agar dapat bersinergi secara efektif dan member kemanfaatan ekonomi pada anggota koperasi yang bersangkutan,” kata Teguh Boediyana di Jakarta, Senin (15/9).

Menjelang pemberlakuan MEA pada akhir 2015, UKM di Indonesia menghadapi ancaman serius.

Oleh karena itu Teguh berpendapat UKM harus bersatu dalam wadah koperasi agar mampu meningkatkan kualitas dan daya saing produk yang dihasilkan.

“Dari sisi koperasinya sendiri, pembangunan koperasi terutama dari sisi kelembagaan juga sangat penting karena selama ini pemerintah cenderung lebih menekankan pada kuantitas koperasi,” ucapnya.

Teguh berpendapat sampai sejauh ini sukses koperasi di Indonesia selalu ditonjolkan dengan meningkatnya jumlah koperasi.

“Ke depan ini sukses membangun koperasi harus diukur dengan parameter yang lebih mencerminkan kemanfaatan organisasi koperasi khusunya kemanfaatan ekonomi anggota,” ujarnya.

Koperasi Indonesia saat ini berjumlah sekitar 200.000 unit per Juni 2014, dengan jumlah anggota 35 juta dan volume usaha sekitar Rp125 triliun.

Penyerapan tenaga kerja di sektor koperasi mencapai hampir 500 ribu orang. AN-MB