Keterangan foto: Pengamat Radikalisme dan Terorisme Universitas Indonesia – UI Zora Sukabdi saat dialog di Studio Velox TV Channel Jakarta dengan Tajuk Bincang Velox, Minggu (22/11/2020)/MB

Jakarta, (Metrobali.com) –

Pengamat Radikalisme dan Terorisme Universitas Indonesia – UI Zora Sukabdi mengatakan generasi muda Indonesia harus diberikan “Vaksin Mental untuk menangkal Virus Radikalisme”. Vaksin Mental tersebut harus disuntikan melalui lingkungan kampus maupun sekolah dan lingkungan keluarga agar generasi muda Indonesia tidak terjangkit virus radikalisme yang secara sengaja disebarkan untuk memecah belah bangsa.

Hal tersebut diungkapkan Zora Sukabdi saat dialog di Studio Velox TV Channel Jakarta dengan Tajuk Bincang Velox, Minggu (22/11/2020).

Terorisme merupakan kejahatan luar biasa yang butuh penanganan serius dari semua pihak. Gerakan radikalisme dan terorisme saat ini tengah merongrong generasi muda di Indonesia, yang pada umumnya bermula dari pemikiran radikal yang disusupi ideologi tertentu, membentuk pemikiran ekstrimisme dan berubah menjadi terorisme, dengan maksud mengganti ideologi sebuah negara dengan ideologi yang diyakininya, ujar Zora.

“Paham radikal yang terus menetap pada individu berpotensi erat kaitannya dengan ekstrimisme dan terorisme. Selain itu, fenomena pandemi Covid-19 dan Work from Home (WFH) menurutnya semakin menguatkan pandangan eksklusifisme, revolusioner, literal serta pandangan-pandangan lain yang menjadi pemicu munculnya ekstrimisme” kata Zora.

Menurut Zora, fenomena munculnya militansi terhadap tokoh agama tertentu dengan paradigma yang sempit juga perlu diantisipasi. Mahasiswa dan pelajar wajib membendung diri agar tidak terbawa arus. Alangkah baiknya pemuda-pemudi memiliki sikap kritis terhadap suatu paham.

Pihaknya juga mengingatkan kepada para orang tua untuk meluangkan waktu berdiskusi dan berinteraksi dengan anak remaja mereka secara instens.

“Kurangnya keterlibatan pemuda di masyarakat, seperti komunitas heterogen dan karang taruna juga memiliki peran dalam mempengaruhi pandangan seseorang. Hal itu diperkuat jika individu tersebut mengikuti aktivitas keagamaan yang cenderung homogen” jelas Zora.

Dalam kaitannya dengan program Pemerintah, menurut Zora Pemerintah sudah banyak penyuluhan di kampus-kampus yang bersifat massal. Namun, dalam pandangannya hal tersebut masih perlu di tingkatkan ke level kualitas penyuluhan yang dilakukan dengan persuasif dan peer to peer dalam kelompok yang lebih kecil.

Terakhir, Zora menyarankan agar setiap orang tua yang memiliki anak usia remaja untuk melibatkan anak dalam ekosistem yang heterogen sebagai salah satu upaya membentuk imunitas terhadap virus radikalisme.