mati listrik

Manado (Metrobali.com)-

Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Dr Joubert Maramis mengatakan pemadaman listrik yang sering terjadi bisa menghambat investor masuk ke Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

“Sudah pasti investor tidak mau berinvestasi di Sulut jika pemadaman listrik sering terjadi,” kata Joubert, di Manado, Minggu (26/4).

Joubert mengatakan sedangkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terpengaruh apalagi investor besar.

Satu pabrik besar, katanya, minimal daya listrik terpasang sekitar lima mega watt, bayangkan kalo ada puluhan yang ingin masuk ke Sulut, pasti akan kecewa dengan pemadaman listrik tersebut.

Joubert mengatakan, apali Sulut akan membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) yang nantinya membutuhkan listrik yang cukup besar.

“Listrik adalah syarat mutlak di KEK Bitung, jika sering terjadi pemadaman seperti ini, pasti menghambat KEK.

Tiga tahun mendatang kita butuh minimal ketambahan 300 mega watt ke KEK mudah-mudahan tambahan pembangkit tenga listrik di jaringam PLN Suluttenggo bisa cepat selesai sehingga dapat terpenuhi di tiga tahun mendatang.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), Jenny Karouw mengatakan Tiongkok bakal membangun infrastruktur listrik untuk menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung guna memperlancar kawasan industri tersebut.

“Rencananya pembangunan pembangkit listrik di kawasan KEK Bitung tersebut 2×150 MW,” kata Jenny.

Jenny mengatakan pembangkit listrik dalam KEK Bitung tersebut akan dikelola langsung oleh badan usaha milik negara Tiongkok.

Pembangkit listrik tersebut, katanya, selain untuk mensuplay di kawasan industri juga termasuk kebutuhan masyarakat Sulut nantinya. AN-MB