Bandung (Metrobali.com)-

Tokoh nasional yang memiliki kriteria negarawan kian langka, namun kondisi itu tidak hanya dialami Indonesia, kata Pengamat Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Mudiyati Rahmatunnisa.

“Tokoh dengan kriteria negarawan kian langka, namun tidak hanya Indonesia yang sedang mengalami krisis negarawan, negara sekaliber Amerika Serikat juga mengalami krisis yang sama,” kata Mudiyati Rahmatunnisa pada diskusi bertajuk “Indonesia Krisis Negarawan?” di Kampus Universitas Padjadjaran, Minggu (15/2).

Ia menyebutkan dalam ilmu politik, konsep negarawan mencakup beberapa kriteria khusus antara lain memiliki pengalaman panjang di dunia politik, punya kemampuan di dunia pemerintahan dan punya ‘respect’, visioner dan seseorang yang tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri atau kelompoknya.

“Negara manapun mendambakan sosok-sosok negarawan, ia menjadi sosok panutan bukan untuk lingkungan terdekat tapi untuk orang banyak,” katanya.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI periode 2014-2019, Popong Otje Djundjunan yang juga sebagai pembicara pada diskusi itu menegaskan seharusnya seseorang benar-benar sudah terlepas dari pengaruh “warna” partainya ketika menjabat di parlemen sehingga benar-benar mampu mengedepankan kepentingan rakyat.

“Itulah yang disebut sebagai negarawan sejati. Mereka tidak memikirkan golongan, tetapi memikirkan rakyat serta mampu berpikir visioner,” kata Popong yang juga politisi senior Partai Golkar itu.

Popong mengimbau generasi muda calon negarawan tidak alergi terhadap partai politik karena sesungguhnya bukan partai politiknya yang “kotor”, melainkan orang-orang di dalamnya.

“Bila alergi dengan partai politik, bagaimana bisa menjadi negarawan?” tambahnya.

Perspektif yang sama disampaikan oleh mantan Presiden BEM Kema Unpad periode 2011-2012 Muhammad Sayyidi yang juga menjadi pembicara di talkshow tersebut. Dia menegaskan mahasiswa seharusnya memiliki wawasan politik.

“Masalah kontribusinya di mana, sebagai apa, itu tidak masalah, yang penting berwawasan politik agar potensi diri kita tidak disalahgunakan untuk merusak negara sendiri karena itulah yang dapat menimbulkan kecintaan kita terhadap tanah air,” katanya.

Ia menyebutkan, kelebihan mahasiswa adalah mereka memiliki gagasan-gagasan cemerlang dan itu harus mulai diaplikasikan dari sekarang karena menjadi negarawan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan. AN-MB